Sukses

Aplikasi Operasi Plastik Bikin Dokter Khawatir

Aplikasi operasi plastik membuat sejumlah dokter kecantikan mengkhawatirkan akan membuat orang berlomba-lomba operasi.

Ada ratusan aplikasi operasi plastik di ponsel yang membiarkan penggunanya melihat tampilan sebelum dan sesudah operasi. Teknologi tersebut tentu membuat dokter spesialis khawatir.

Aplikasi tersebut menawarkan pria atau wanita pilihan dalam bidang operasi plastik. Sekitar 200 aplikasi yang sudah ada di pasaran. Dokter berpikir banyaknya aplikasi ini membuat orang meremehkan bahaya operasi plastik. Selain itu, wanita menjadi percaya bahwa mereka harus mengubah penampilan mereka.

Seperti dikutip scallywagandvagabond, Senin (30/12/2013), beberapa aplikasi operasi plastik yang populer termasuk iAugment untuk wanita yang mempertimbangkan operasi payudara dan Plastic Show yang menawarkan testimoni dari pasien-pasien, serta iLipo yang memungkinkan penggunanya melakukan liposuction virtual, serta Real Self yang menawarkan, dan Real Self yang menawarkan 8.000 foto usai prosedur terakhir.

Aplikasi lainnya seperti Perfect365, yang merupakan aplikasi gratis dan memungkinkan orang langsung memiliki kulit halus, mata tajam, dan bahkan mengubah ukuran hidung dengan mengirimkan gambar ke internet.

Dr Paul Harris dari British Association of Aesthetic Plastic Surgeons bersuara tentang fenomena aplikasi operasi plastik. Menurutnya, ini mengkhawatirkan dan perkembangan teknologi bisa membuat orang merasa tak puas sehinggamelakukan lebih banyak operasi plastik.

"Mereka memberikan kesan bahwa perubahan tersebut dengan mudah direplikasi oleh operasi dan mengubah tampilan semudah memencet tombol di smartphone," kata Dr Harris.

Dr Harris yang mengkhususkan diri dalam rekonstruksi payudara menjelaskan, dampak signifikan dari operasi adalah mengubah hidup seseorang dan sifatnya permanen.

Dalam beberapa aplikasi, setelah menghasilkan gambar, ada pilihan untuk berbagi di website dan orang pun bisa mengomentari foto sebelum dan sesudahnya. Dengan cara itu, seseorang secara tak langsung dipaksa melakukan prosedur operasi plastik, yang padahal awalnya mungkin tak mempertimbangkan melakukan operasi.

"Mayoritas penggunanya adalah orang-orang muda yang menggunakannya untuk kesenangan ketimbang benar-benar berpikir untuk operasi," ujar Dr Harris.

"Yang paling sulit adalah ketika pasien muda mulai memakainya untuk kesenangan dengan memosting gambar dan kemudian mendapat tekanan dari teman tentang penampilan mereka serta seberapa bagusnya menampilan mereka setelah berubah," katanya lagi.

(Mel/*)

Baca Juga:

Wanita Korsel Rela Operasi Plastik Hingga 120 Kali Agar Cantik

Huyn Jadi Cantik Usai Operasi, Dokter Bedah pun Melamar


Chelsee Rela Kecilkan Payudaranya Gara-gara Di-bully

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini