Sukses

Kunci Penting Wanita Bisa Sukses Jadi Ilmuwan

Tanpa dukungan keluarga Ines Atmosukarto dan Fenny Martha Dwivany tak mungkin mencapai kesuksesan ini.

Liputan6.com, Jakarta Nama Ines Atmosukarto sudah dikenal luas di kancah internasional atas prestasinya di bidang sains. Salah satunya mendapatkan penghargaan dari UNESCO-L'Oreal Fellowship for Young Women in Sciences 2004. Sembilan tahun terakhir ia sibuk sebagai pimpinan sebuah perusahaan start-up bioteknologi bernama Lipotek di Canberra, Australia.

Lalu, ada juga Fenny Martha Dwivany. Wanita kelahiran 18 April 1972 ini sudah mendapatkan gelar doktorat di bidang genetika dan biologi molekuler dari University of Melbourne, Australia. Hari-harinya diisi sebagai dosen dan peneliti di ITB. Kini ia sedang melakukan riset space biology bekerjasama dengan LAPAN.

Hebatnya, baik Ines maupun Fenny mampu menyeimbangkan kehidupan sebagai ilmuwan maupun sebagai istri dan ibu. Keduanya memberikan jawaban bahwa keberhasilan ini berkat support system dari keluarga.

"Satu-satunya cara untuk mencapai ini semua berkat dukungan keluarga yang besar. Tanpa support system itu tidak mungkin," kata Ines dalam acara roundtable discussion bersama L'Oreal di Jakarta ditulis Jumat (7/10/2016).

Ines Atmosukarto, ilmuwan wanita yang sudah sembilan tahun terakhir memimpin sebuah perusahaan start-up bioteknologi bernama Lipotek di Canberra, Australia.

Dukungan pertama didapat Ines dari sang suami. Ines menceritakan sejak awal menikah suaminya yang bekerja sebagai pilot sudah tahu konsekuensi menikah dengan seorang peneliti. "Dari awal, pasangan hidup sudah tahu menikahi seorang peneliti. Jadi itu pesan bagi wanita yang ingin jadi peneliti, harus pintar cari pasangan hidup," tuturnya sembari tertawa.

Dukungan besar juga diberikan keluarga besar, termasuk ibu Ines. Saat sedang mengembangkan Lipotek, ia harus berpisah dengan putrinya selama empat tahun. "Saat itu anak saya masih kecil, ia sekolah di Indonesia, beruntung ibu saya bisa membantu menjaganya," cerita Ines.

 

Fenny Martha Dwivany, ilmuwan yang juga seimbang menjalankan perannya sebagai istri dan ibu.

Cerita serupa juga dituturkan Fenny. Wanita berkacama mata in merasa beruntung memiliki suami dan keluarga yang mendukungnya sebagai peneliti di bidang biologi molekuler. 

Saat sibuk, ia akan bekerjasama dengan suaminya dalam mengasuh anak semata wayang , Ananda Dwivani Moeis. "Jadi misalnya saya pergi mengikuti kegiatan di luar kota atau negeri, akan meminta bantuan suami menjaga anak," ujarnya.

"Dukungan keluarga itu amat penting hingga saya seperti ini," tutur Fenny. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.