Sukses

Memasuki Tahun Ketiga, JKN Masih Alami Masalah

Untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), masyarakat kecil perlu antre berhari-hari untuk bisa mendaftarkan diri.

Liputan6.com, Yogyakarta - Masalah pelayanan kesehatan di Indonesia hingga kini belum kunjung usai. Seperti halnya dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Padahal, program JKN dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan, terlepas dari kondisi keuangan masyarakat.

Sayangnya, untuk menjadi peserta JKN, masyarakat kecil perlu berjuang dan antre berhari-hari untuk bisa mendaftarkan diri. "Orang yang tidak punya uang tidak bisa berobat," begitu yang diucapkan Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, dalam sambutan pembukaan diskusi InaHEA "The Economics of Preventive Health Program, Tobacco and Health Equality Under JKN Policy" di Alana Hotel, Yogyakarta, Kamis (28/07).

Bukan hanya itu. Bahkan, memasuki tahun ketiga JKN diprediksi masih mengalami masalah, yaitu defisit dan besarnya iuran yang belum memenuhi perekonomian. Tentunya, ini menjadi tantangan besar JKN untuk memberikan pelayanan kesehatan yang layak ke depannya.

Karena itulah, Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, Kementerian Kesehatan RI, BPJS Kesehatan, dan InaHEA sebagai asosiasi ekonomi kesehatan Indonesia menggelar kongres perihal masalah di bidang kesehatan yang semakin mempengaruhi angka kematian di Indonesia.

Kongres yang akan berlangsung selama dua hari ini juga membahas budaya konsumsi rokok di Indonesia yang tinggi dan berdampak pada tingkat penderita penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia setiap tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini