Sukses

Beda Stroke dan Penyakit Sindrom Lorong Karpal

Gejala penyakit sindrom terowongan karpal (carpal tunnel syndrome) atau CTS bisa jadi sama dengan yang dialami oleh orang stroke.

Liputan6.com, Jakarta Gejala penyakit sindrom terowongan karpal (carpal tunnel syndrome) atau CTS bisa jadi sama dengan yang dialami oleh orang stroke. "Bedanya, saat stroke, kesemutan atau kebas yang menyertainya berlangsung tidak hanya di tangan, tetapi juga di kaki. CTS hanya terjadi di telapak tangan,"ujar Profesor Jun Kimura MD, saat bertandang di kantor redaksi Liputan6.com, Selasa (29/3/2016).

Selain sensasi rasa kesemutan, mati rasa atau kebas, dan rasa sakit pada beberapa bagian tangan, ibu jari melemah, rasa sakit pada tangan atau lengan yang terjadi pada salah satu atau keduanya sekaligus menjadi tanda-tanda umum munculnya CTS.

 

Carpal tunnel syndrome terjadi karena saraf median tertekan atau terhimpit. "Wartawan seperti Anda ini paling berisiko mengalami gangguan ini,"kata Director, Division of Clinical Electrophysiology, Neurology, Universitas Iowa, Amerika Serikat ini.

Selain wartawan, orang-orang yang kerjanya setiap hari memanfaatkan tangan juga berpotensi mengalami gangguan ini. Sebut saja tukang ojek, pemotong kayu, sekretaris, dan olahragawan yang menggunakan tangan seperti bulu tangkis.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena carpal tunnel syndrome, antara lain ;
1. Faktor keturunan keluarga yang menderita CTS.
2. Cedera pada pergelangan tangan.
3. Kehamilan. Hampir setengah dari wanita hamil mengalami CTS.
4. Pekerjaan berat dan berulang-ulang dengan memakai tangan, seperti mengetik tanpa henti.
5. Kondisi medis lain, misalnya rheumatoid arthritis dan diabetes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.