Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Tes Air Liur Bisa Deteksi Keinginan Pria Untuk Punya Anak

Tes terhadap liur seorang pria yang baru menonton video porno bisa untuk memprediksi apakah dia ingin menjadi seorang ayah atau tidak.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Chicago menyarankan, tes sederhana terhadap liur seorang pria yang baru menonton video porno bisa untuk memprediksi apakah dia ingin menjadi seorang ayah atau tidak.

Peneliti mempelajari bahwa pria yang menunjukkan ketertarikan besar pada bayi memiliki peningkatan testosteron yang relatif sedikit setelah menonton video yang bisa menstimulasi gairah mereka dibandingkan pria yang tak tertarik memiliki bayi.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, peneliti menyelidiki apakah perubahan biologis juga bisa mengindikasikan keinginan pria untuk memiliki anak. Peneliti mengumpulkan 100 orang pemuda heteroseksual yang semuanya belum pernah mempunyai anak.

Mereka lantas diberi 12 pertanyaan untuk melihat ketertarikan mereka terhadap bayi. Para pemuda itu juga diminta untuk menyelesaikan survei tentang perasaan mereka terhadap beberapa hal, seperti masalah casual sex dan hubungan mereka dengan keluarganya, dilansir dari laman Medindia, Kamis (24/12/2015).

Mereka lantas diminta untuk memberikan sampel liur sebelum ditinggalkan sendiri dalam sebuah ruangan untuk menonton film erotis selama 12 menit. Mereka juga diminta untuk memberikan sampel liur lain segera setelah film selesai dan sampel berikutnya 10 menit kemudian.

Rekan penulis studi yang diterbitkan dalam Psychological Science, Dr Dario Maestripieri mengatakan, "Pemuda yang tak menyukai bayi cenderung lebih mudah terangsang oleh stimuli seksual visual. Para pemuda ini bergerak cepat. Mereka tertarik dan terangsang oleh partner seks yang baru dan siap untuk mengambil keuntungan dari kesempatan seksual yang baru saat mereka memperkenalkan diri."

Studi menunjukkan, "Sebaliknya, pemuda yang menyukai bayi kurang terangsang secara seksual oleh stimuli seksual baru (misalnya dalam bentuk konten seksual), tapi mereka diduga akan menikmati hubungan seks dalam konteks hubungan monogami yang stabil dengan pasangan yang mereka kenal baik."

"Kami rasa hasil penelitian tersebut menunjukkan hal baru tentang kaitan pikiran dan tubuh, dan penelitian ini sangat menyenangkan," cetus Maestripieri.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.