Sukses

Kanker Usus Besar, Penyebab Kematian Ketiga Terbesar di Indonesia

Kanker usus besar menjadi penyebab kematian terbesar nomor tiga setelah jantung dan stroke.

Liputan6.com, Jakarta Angka kematian di Indonesia disebabkan oleh beberapa peristiwa, mulai dari bencana alam, kecelakaan, pembunuhan, dan beragam penyakit kronis.

Menurut Dr. Benny Philipi, SpPD-KBD, ahli Digestive Surgeon Rumah Sakit Khusus Kanker MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, urutan pertama penyebab kematian pada penyakit jantung dan stroke, disusul akibat beragam kanker, dan yang terakhir ialah kecelakaan.

Sesuai dengan kampanye yang dilakukan oleh Kemenkes dan PT Roche, Dr. Benny Philipi menerangkan bahwa tingkat kematian karena kanker di Indonesia berasal dari pola hidup yang tidak seimbang sehingga mempengaruhi adanya infeksi bahkan kanker usus besar pada tubuh seseorang. Hal ini disampaikan pada temu media, Selasa, 15/11/2015. 

Kanker usus besar adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau rektum, dimana kedua bagian itu merupakan bagian dari sistem pencernaan yang memproses makanan yang kita makan dan membuang sisa makanan dari dalam tubuh.

Beliau menerangkan pola buang air besar menjadi sebuah parameter seseorang untuk mengetahui apakah ia mengalami gejala awal pada kanker usus besar. Ada beberapa gejala dari kanker usus besar, berikut:

1. Perubahan pola BAB

Berubahnya pola buang air besar secara tidak menentu, misal lebih dari sekali dalam sehari atau hanya sekali dalam jangka dua hingga tiga hari sekali.

2. BAB berdarah

Saat buang air besar warna pada feses berubah menjadi hitam pekat bahkan berwarna merah seperti darah. Namun tak selamanya BAB berdarah dapat dilihat dengan kasat mata, ada beberapa penderita yang tidak menemui fesesnya sudah bercampur dengan darah.

3. Nafsu makan berkurang

Gejala ini akan timbul jika seseorang sudah melalui perubahan BAB yang tidak menentu, merasa perut sembelit atau kembung dan darah pada BAB sehingga dapat mengurangi nafsu makan, hingga penurunan berat badan yang drastis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini