Sukses

Perawatan Veneer Gigi, Apa Saja Syaratnya?

Veneer gigi hanya dapat dilakukan pada gigi tetap, bukan pada gigi susu, maka dapat dilakukan pada pasien usia 6 tahun sampai usia tua

Liputan6.com, Jakarta Agar cantik dengan senyum segar merekah, gigi putih dan bersih sejumlah pesohor hingga masyarakat awam rela menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan implan atau veneer gigi. Tidak pandang usia. 

Namun, sebenarnya, pada usia berapa seorang individu dapat melakukan veneer gigi?

Drg. Tri Rahayu Oktaviani, FISID, MARS dari Alita Dental Aesthetic Clinic, mengatakan, berhubung veneer gigi hanya dapat dilakukan pada gigi tetap, bukan pada gigi susu, maka veneer dapat dilakukan pada pasien usia 6 tahun sampai usia tua yang membutuhkan perawatan estetika (kecantikan). Apalagi saat ini, tidak sedikit usia lanjut yang ingin tampil berbeda.

"Pada akhirnya mereka minta dibuatkan pergantian gigi berupa crown implant atau gigi veneer," kata wanita yang akrab dipanggil drg. Fivi kepada Health Liputan6.com di Alita Dental Aesthetic Clinic, Jl. Kyai Maja No. 15 Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ditulis pada Kamis (4/9/2014)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Konsultasi Lanjutan



Konsultasi lanjutan

Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan Implantology Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Moestopo Beragama, menjelaskan, setelah pasien melakukan veneer gigi, dibutuhkan perawatan yang kontinu, dan pasien juga harus menjaga gigi veneer yang dimiliknya layaknya gigi asli. Di mana perawatan dan pengecekan harus tetap dilakukan.

"Jadi, pembersihannya harus benar. Kemudian menggunakan teknik care yang lebih spesifik seperti dental floss, dan terpenting tidak boleh banyak kotoran di gigi tersebut," kata wanita yang pernah mengeyam pendidikan di Chosun University dalam bidang Interational Implant Countinuing Education, Faculty of Dentistry.

Karena gigi pasien sudah direparasi, walaupun mengarah pada reparasi minimal, di mana dokter gigi tidak banyak mengambil lapisan gigi, maka disarankan untuk menghindari terjadinya banyak kotoran di gigi tersebut. Dengan begitu, gigi veneer-nya tidak menjadi rusak.

"Walaupun saya mengambil reparasi minimal, it's mean tetap saja pasien harus rajin membersihkan gigi dengan baik, benar, pasta gigi harus tepat, sikat gigi harus tepat, dan teknik dental floss," kata drg. Fivi.

"Saya sendiri selalu memberikan pasien veneer saya edukasi mengenai cara merawat kebersihan gigi di rumah," kata dokter gigi yang menerima sertifikat dari Indonesian Association of Oral and Maxillofacial Surgeon pada 2008.

3 dari 3 halaman

Pantangan



Pantangan

Anggota International Team for Implantology mengatakan, pasien yang melakukan veneer memang tidak memiliki banyak pantangan. Hanya saja, pasien harus mencegah teknik gigitan yang dapat merusak atau melepas gigi veneernya.

Misalnya saja ketika menggigit apel, pasien pantang menggigit apel pada gigi bagian depan. Maka itu, drg. Fivi kerap mengajarkan pada pasiennya untuk makan buah apel dalam keadaan dipotong-potong kecil terlebih dulu, lalu dimasukan ke gigi graham, dan makanlah di gigi graham.

"Jangan menggunakan gaya gesek di gigi gepan yang berdampak pada lepasnya veneer," kata dia.

Untuk jenis makanan yang dipantang, terang dokter yang juga tergabung dalam Indonesian Association of Clincal Hypnotherapist sejak 2010, tidak ada jenis makanan tertentu yang dilarang. Semua makanan boleh dimakan, yang terpenting adalah bagaimana pasien dalam menjaga keutuhan gigi veneernya tersebut. "Pasien mau makan durian dan cuka, oke-oke saja. Tapi setelah itu, bagaimana caranya pasien menjaga gigi veneernya," kata drg. Fivi

Agar terhindar dari risiko kerusakan gigi, sebisa mungkin begitu selesai makan atau sebelum tidur menyikat gigi dengan benar, dan gunakan pencuci mulut yang benar.

"Ya selayaknya menjaga gigi yang telah Tuhan berikan ke kita. Kalau rusak, kan tidak bisa diganti lagi. Prinsipnya sih itu,"kata dia menekankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini