Sukses

3 Aturan Meminta Maaf pada Pasangan

Bagian terpenting dari meminta maaf adalah pengakuan penuh dari apa yang telah dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta Dr Guy Grenier, seorang terapis perkawinan dan psikolog mengatakan permintaan maaf adalah tindakan yang memiliki tujuan penting dalam suatu hubungan. Alasannya adalah ketika seseorang meminta maaf tandanya ia menyadari adanya indikasi tertentu. Kedua, minta maaf menjadi sinyal jika pasangan Anda tak ingin kehilangan. Dan yang ketiga meminta maaf adalah cara untuk menghindari konflik dan mempertahankan hubungan.

Bagian terpenting dari meminta maaf adalah pengakuan penuh dari apa yang telah dilakukan. "Minta maaf sangat dasar namun sangat penting untuk dilakukan. Ini akan membantu menurunkan tingkat konflik yang ada," kata Grenier seperti yang dikutip Chatelaine, Minggu (10/7/2016).

Namun sayangnya, meminta maaf bukanlah perbuatan yang mudah untuk dilakukan. Rasa ego yang tinggi membuat setiap pasangan enggan untuk melakukannya, kebanyakan mereka lebih memilih untuk menghindar. Untuk mengatasi hal tersebut ada baiknya Anda mengikuti beberapa tips di bawah ini:

1. Cara terbaik untuk meminta maaf adalah cepat dan intens. Artinya saat Anda sadar melakukan kesalahan sebaiknya Anda segera minta maaf pada pasangan. Sekali pun Anda merasa ragu dengan kesalahan yang Anda perbuat, tak ada salahnya Anda meminta maaf. Ini bukanlah kekalahan tapi cara untuk menyelesaikan masalah. Semakin lama menunggu permintaan maaf, Anda akan memperpanjang konflik. Dengan meminta maaf terlebih dahulu, Anda dapat berkomunikasi dengan pasangan dan menyelesaikan masalah.

2. Jangan pernah mengatakan Anda menyesal jika tidak merasa yakin tindakan Anda salah. Ingatlah permintaan maaf di sini untuk menghindari konflik yang panjang. Saat kondisi sudah tenang, jelaskanlah mengapa Anda melakukan tindakan tersebut.

3. Esensi dari permintaan maaf yang paling penting adalah mau bertanggung jawab. "Mudah saja mengucapkan kata maaf. Tapi dengan mengatakan 'Aku akan memperbaiki kesalahan', berarti Anda telah berkomitmen melakukan sesuatu untuk mengembalikan keadaan," jelas Roy Lewicki, profesor sumber daya manusia dari Ohio State University, Amerika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.