Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Ini Risiko Perkawinan Sedarah atau Incest

Bukan hanya menyalahi norma, perkawinan sedarah atau incest juga memiliki sederet risiko kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini berita tentang Kampung Idiot kembali menghebohkan masyarakat. Disinyalir, banyaknya penderita down syndrome di desa ini diakibatkan banyaknya hubungan perkawinan sedarah atau incest. 

Incest atau hubungan sedarah sering mendapatkan kecaman dari masyarakat. Bukan hanya dianggap menyalahi norma dan mendaptkan sanksi dijauhi oleh orang lain, namun ternyata pelaku incest berisiko mengalami gangguan kesehatan. Dikutip dari Medical Daily, Kamis (31/3/2016), ini dia tiga di antaranya:

Trauma

Incest yang tidak didasarkan pada suka sama suka akan menimbulkan trauma mendalam pada pihak korban. Di satu sisi ia menyayangi keluarganya, namun di sisi lainnya ia sangat tertekan dengan apa yang dilakukan oleh orang yang ia sayangi. Sikap masyarakat yang memusuhi juga akan membuat pelaku hubungan sedarah menjadi serba sulit.

Pada tahun 2010, seorang profesor dari Columbia University, David Epstein dipidana dengan tuduhan incest setelah dituduh berhubungan seks dengan puterinya yang berusia 24 tahun. Putrinya tidak mendapat hukuman apapun. Kenapa?

Di mata hukum, anaknya dianggap sebagai "protected class" atau kelompok yang dilindungi. Hal ini terjadi karena adanya dinamika kekuasaan antara orangtua dan anak yang tak mungkin dinegosiasikan.

Bahkan ketika perilaku incest terjadi antar saudara, anak yang lebih tualah yang dikenai hukuman lebih besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Risiko penyakit turunan semakin besar

Risiko penyakit turunan semakin besar

Karena masih satu keluarga, membuat gen yang ada hampir sama. Hal itu akan membuat gen tidak saling melengkapi. Jika terdapat gen yang mengandung penyakit bawaan, maka otomatis anak akan menyandang penyakit tersebut.

Ketika Anda berhubungan intim seseorang dengan kelompok gen yang sama sekali berbeda, kemungkinan Anda untuk menurunkan gen resesif hanya 50 persen. Dalam kebanyakan waktu, gen ini tetap tersimpan dan tak muncul.

Namun, ketika Anda berhubungan intim dengan orang yang memiliki kelompok gen serupa dengan Anda, kemungkinan untuk menurunkan suatu kondisi tertentu yang dikenal sebagai autosomal recessive disorders--kondisi yang diturunkan melalui gen resesif, termasuk anemia, albino, cystic fibrosis--akan meningkat secara signifikan.

Anak bisa lahir cacat

Efek samping lain dari perkawinan sedarah adalah meningkatnya risiko infertilitas, cacat lahir seperti bibir sumbing, bentuk wajah tak simetris, berat lahir kurang, dan kematian bayi baru.

Satu studi menemukan, 40 persen anak yang orangtua memiliki hubungan sedarah memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, kondisi fisik tak sempurna, dan menderita autosomal recessive disorders.

Studi ini juga mengatakan, ketika dua orang dengan hubungan sedarah tingkat pertama berhubungan, risiko anak-anaknya mengalami kematian dini, cacat lahir serius, atau disabilitas mental meningkat 50 persen. (Suf/Nils)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.