Sukses

Indonesia Didaulat Jadi Ketua Troika Global Health Security 2016

Indonesia dipercaya menjadi Ketua Troika Global Health Security 2016.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dipercaya menjadi Ketua Troika Global Health Security 2016. Negara ini dianggap layak untuk memimpin Action Package Zoonotic Diseases dan contributing country serta Linking Public Health with Law & Multisectoral Rapid Response. Dan bisa mengendalikan zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan) secara multisektor.

Seperti dimuat dalam laman resmi Kementerian Kesehatan, Sehat Negeriku, Indonesia juga menjadi contributing country untuk Action Package Anti Microbial Resistance (AMR) yang merupakan isu penting secara global dan nasional dan Action Package Real-Time Surveillace karena pengawasan merupakan pintu masuk untuk pertukaran data yang sangat penting.

"Indonesia berperan penting dalam upaya-upaya mewujudkan keamanan kesehatan global. Tahun ini, Indonesia mendapat kepercayaan menjadi Ketua GHSA," ujar Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, Senin (28/3/2016). 

Adapun ketua sebelumnya adalah Amerika (2014) dan Finlandia (2015). Beberapa alasan kuat yang mendukung hal tersebut, antara lain karena keadaan geografis yang strategis membuat Indonesia berpengaruh bagi negara di bagian selatan, Indonesia salah satu negara penyelenggara IHR selain Thailand di ASEAN dan Indonesia diakui mampu memimpin koordinasi negara kawasan asia-afrika-pasifik.

Tujuan dari GHSA, terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu:

- Pencegahan outbreak/epidemi (prevent)

- Deteksi dini ancaman kesehatan dan keamanan (detect)

- Respon secara cepat dan efektif (respond).

Di samping itu, di tingkat nasional saat ini telah dibentuk Kelompok Kerja Lintas Sektor atau Pokja Nasional untuk melaksanakan GHSA. Pokja ini diketuai oleh Menko Polhukam dan beranggotakan Menko PMK, Menteri Kesehatan dan Menteri atau pejabat Eselon I dari Kementerian/Lembaga terkait.

"Keterlibatan aktif Indonesia dalam GHSA sebagai ketua dari Troika GHSA, sudah menjadi posisi nasional. Kerja sama dan kepedulian kita semua dalam menyukseskan GHSA, bukan hanya sebagai sebuah kerja sama global, utamanya adalah sebagai suatu medium untuk peningkatan kapasitas dalam penanggulangan pandemi penyakit," kata Menkes.

Lebih lanjut, Menkes menegaskan, Global Health Security tidak mungkin hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan beserta seluruh aparat di bawahnya, tetapi juga harus melibatkan seluruh sektor dan unsur masyarakat.

"Mengenai konsep One Health, di mana kesehatan dilihat sebagai konsep yang terintegrasi antara kesehatan manusia dengan kesehatan hewan," ujarnya.

Berikut adalah 11 Action Package dalam pendekatan Prevent, Detect, & Response:
Prevent Anti Microbial Resistance (AMR); Penyakit Zoonosis; Biosafety dan Biosecurity; serta Imunisasi.
Detect Sistem laboratorium nasional; Real-time Surveillance; Pelaporan; dan workforce development
Respond Emergency Operations Centers; Linking Public Health with Law & Multisectoral Rapid Response; dan Medical countermeasures and personnel deployment.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.