Sukses

Menkes Jelaskan Kaitan Kurangnya ASI dan Tabiat Porno

Menkes Nila Moelok menjelaskan perihal kurangnya pemberian ASI pada bayi dan potensi tabiat porno.

Liputan6.com, Jakarta Pernyataan Menkes Nila F Moeloek soal potensi tabiat porno dan kaitan antara kurangnya pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi menuai reaksi di kalangan netizen. Pihak Kemenkes menjelaskan dan menyebutkan bahwa hal itu terlontar menyitir ucapan dokter Utami Rusli Sp.A. 

 

Utami Rusli, dokter spesialis anak yang sangat peduli pada persoalan menyusui ini, menurut Menkes pernah melakukan penelitian yang membuktikan bahwa bayi yang tidak minum ASI berpotensi mengalami gangguan perilaku. "Gangguan mental yang dimaksud dalam door stop adalah perilaku menyimpang, bukan dalam artian mental retardation," ujar Menkes Nila F Moeloek, Selasa (23/3/ 2016). 

Ini didasarkan pada pengertian bahwa pemberian ASI dilakukan ibu dengan kasih sayang, stimulus, atau rangsangan berupa usapan tangan ibu pada kepala dan badan bayi dan interaksi psikososial lainnya.

“Menggendong, kemudian membelai itu memberi kedamaian pada jiwa anak. Saya kira ada korelasinya dengan kasih sayang. Tanpa ASI, pemberian susu dalam botol, dan yang memberikan juga bukan ibunya, bagaimana tali kasih bisa terjadi”, tutur Menkes.

Dalam keterangan persnya, Kemenkes menyebutkan publikasi riset terbaru di The Lancet yang dilakukan oleh Susan Horton semakin memperkuat bukti yang ada tentang manfaat menyusui yang sangat besar bagi anak-anak dan wanita di negara maju dan berkembang. The Lancet mengemukakan, bayi yang tidak mendapat ASI akan berpotensi kehilangan tiga basis poin IQ yang untuk anak di negara berkembang nilai ini sangat berarti.

Ini menjadi kabar gembira bagi para ibu di Indonesia, The Lancet Breastfeeding Series 2016 juga menyebutkan bahwa ASI eksklusif di Indonesia telah mencapai 65 persen. Di kebanyakan negara angka menyusui eksklusif bagi bayi usia di bawah 6 bulan masih jauh di bawah 50 persen, yang merupakan target World Health Assembly (WHA) untuk 2025.

Bila dikaitkan dengan peluang bonus demografi di tahun-tahun ke depan, pemberian air susu ibu (ASI) menjadi penting untuk menciptakan generasi yang baik, kata Menkes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.