Sukses

Studi Ungkap Sejumlah Pria Tak Senang Bekerja dari Rumah

Beberapa perusahaan di Australia merasa aturan kerja serta kontrol kerja tak seimbang jika pekerjaan dilakukan dari rumah.

Liputan6.com, Jakarta Melakukan pekerjaan dari rumah menjadi impian sejumlah orang. Selain lebih praktis dan mudah, bekerja dari rumah juga memberikan keuntungan yang cukup banyak untuk diri sendiri.

Namun hal ini digemari sejumlah pria akibat tingkat pekerjaan mereka berpotensi lebih besar dari segi tenaga dan risikonya.

Seperti dikutip dari laman Details, ditulis Senin (08/02/2016) sebuah studi menemukan bahwa pria tidak merasa bahagia menjalankan pekerjaan mereka dari rumah. Peneliti meminta 1.030 staf di perusahaan di Australia perihal penggunaan pengaturan jam kerja yang fleksibel, dengan definisi pengaturan seperti kontrol di mana dan bagaimana pada karyawan bekerja.

Sejumlah pekerjaan yang dilakukan pria di luar kantor berisiko tinggi dengan tak menentunya jam kerja. Hal ini mengakibatkan mereka kehilangan waktu untuk menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.

Meredith Hellicar, salah satu penulis studi ini beranggapan, "Nilai-nilai budaya yang telah tertanam mengubah persepsi sejumlah pria untuk lebih memilih merawat anak-anak mereka, dibanding melakukan tugas pekerjaan dari rumah."

Hellicar mengatakan alasan sejumlah pria dan wanita menginginkan bekerja dengan jam fleksibel karena ingin merawat anak atau orangtuanya yang sakit. Namun ia menekankan, zaman yang modern mempermudah para suami dan istri menyelesaikan pekerjaannya di mana saja lantaran teknologi yang mudah digapai.

Laporan dari studi ini menyarankan para perusahaan di Australia membuat pengaturan jam kerja yang fleksibel untuk mewujudkan permintaan sejumlah pekerja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini