3 RS di Jakarta Pakai Nuklir untuk Deteksi Kanker

Energi nuklir tak selalu terkesan horor. Buktinya, energi nuklir bisa digunakan untuk menyejahterakan rakyat. Seperti yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PPTAPB) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Namun, ciptaan BATAN belum diindustrikan.

"Untuk mempercepat kesejahteraan bangsa," kata Ismayanto, Kepala Tata Usaha BATAN dalam acara Press Tour di Gedung BATAN Yogyakarta, Kamis (21/11/2013).

Ismayanto menjelaskan, ada salah satu penggunaan nuklir di bidang kesehatan seperti untuk pendeteksian pada pasien penderita kanker. "Sudah ada tiga Rumah Sakit Tersier di Jakarta yang memiliki alat dengan sistem radiasi nuklir untuk perawatan kanker," jelas Ismayanto.

"Kita menggunakan radio isotop, untuk treatment kanker," ujar Slamet Santosa, Kepala Bidang Teknologi Fisika Nuklir BATAN.

Slamet memaparkan, olahan radiasi itu ditembakkan ke penderita kanker. Lalu akan memperbaiki kerusakan di dalam tubuh yang disebabkan oleh kanker.

"Hanya yang rusak yang diperbaiki. Bukan yang sehat," ucap Slamet.

Slamet pun membeberkan ketiga nama rumah sakit di Jakarta yang telah memiliki metode perawatan dengan bantuan energi nuklir itu.

"RS Dharmais, MRCCC, Gading Pluit," tutur Slamet.

Masing-masing rumah sakit memiliki kekuatan radiasi yang berbeda. Tentunya dengan kadar radiasi yang aman, dari 9 Mega Elektron Volt (MeV). Mesinnya pun berbeda-beda asal pembuatnya.

"RS Gading Pluit dari Amerika sekitar 9,8 MeV, Dharmais dari Jerman sekitar 12,7 MeV, MRCC sekitar 9 MeV," urai Slamet.

Slamet pun mengungkapkan, semakin besar kekuatan energi nuklir yang digunakan. Bisa semakin akurat menembak sasaran (kanker)."Mulai dari 9 MeV hingga 18 MeV kekuatannya," tukas Slamet.

(Tnt/Mel)