Sukses

Jadi `Cheersleader` Lebih Bahaya daripada Pemain Bola

Menurut laporan terbaru di Amerika Serikat olahraga yang paling berbahaya bukan sepak bola tetapi pemandu sorak atau cheersleader.

Para gadis dengan kuncir kuda, gerakan lincah dan ekspresi penuh semangat merupakan gambaran yang muncul ketika seseorang menyebut Cheersleader. Tidak sedikit para gadis yang memiliki keinginan masuk ke dalam tim pemandu sorak, namun ternyata ini merupakan aktivitas yang paling berbahaya untuk wanita.

Menurut laporan terbaru di Amerika Serikat seperti dikutip dari Thegloss, Minggu (22/9/2013) olahraga yang paling berbahaya bukan sepak bola tetapi pemandu sorak atau cheersleader.

Hal ini dikarenakan gerakan pemandu sorak berisiko cedera serius, sebanyak 66 persen dari cedera tersebut mengakibatkan cacat permanen atau kondisi medis lain yang membahayakan.

"Gerakan cheerleader melompat-lompat itu tampak cukup berbahaya. Setelah kita melihat data, jumlah yang cedera sedikit mengejutkan, dan saat itulah kita menyadari risiko yang terlibat," ujar Koordinator Pusat Penelitian Cedera di Columbus Children’s Hospital Ohio, Brenda Shields.

Pada tingkat universitas, angka tersebut meningkat menjadi 70 persen. Gerakan satu gadis meloncat dan seakan terbang yang kemudian ditangkap oleh gadis lainnya yang riskan terhadap cedera.

Bukan gadis yang melakukan gerakan tersebut yang cedera, justru gadis yang menangkap lebih berisiko cedera lutut. Hal itu karena gadis penangkap akan berusaha keras menjaga agar rekan satu timnya tidak jatuh dan tumpuan terbesar ada pada lututnya.

Banyak dokter yang dikutip Yahoo! News menyarankan para gadis memilih olahraga lain selain menjadi pemandu sorak.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.