Sukses

Toksoplasma, Intai Setiap Ibu Hamil

Tidak hanya pencinta kucing yang rentan terinfeksi penyakit toksoplamosis, siapa saja dapat terkena berisiko infeksi otak serius.

Tidak hanya pencinta kucing yang rentan terinfeksi penyakit toksoplamosis, siapa saja dapat terkena. Penyakit ini sangat berisiko mulai dari gangguan penglihatan sampai infeksi otak serius.

Terlalu sulitnya mengidentifikasi gejalanya, membuat para dokter menyarankan untuk lebih menjaga pola hidup untuk menghindari penyebaran penyakit ini.

Untuk mengetahui lebih banyak terkait penyakit akibat parasit Toxoplasma Gondii (T. Gondii) ini, berikut bahasannya dikutip Mayoclinic, Senin (16/9/2013):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman



Deskripsi

Toksoplasmosis adalah penyakit akibat infeksi parasit Toxoplasma gondii. Organisme ini adalah salah satu parasit yang paling umum di dunia.

Toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala seperti flu pada kebanyakan orang.  Untuk bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dan untuk orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah , toksoplasmosis dapat menyebabkan komplikasi yang sangat serius .

Jika umumnya sehat, mungkin tidak membutuhkan pengobatan serius untuk toksoplasmosis. Jika Anda sedang hamil atau daya imun menurun, obat-obatan tertentu dapat membantu mengurangi keparahan infeksi tersebut.

Penyebab Toksoplasmosis

Toxoplasma gondii (T. gondii) adalah organisme parasit bersel tunggal yang dapat menginfeksi sebagian besar hewan dan burung. Tapi karena mereproduksi seksual hanya pada kucing, kucing liar dan parasit menjadi sarang dari parasit ini.

Kotoran kucing, sampah, dan daging mentah banyak mengandung parasit berbahaya ini. Selain itu domba, babi dan rusa mungkin terinfeksi T. gondii serta produk susu yang tidak melewati proses pasteurisasi.

Talenan dan pisau yang digunakan untuk memotong daging mentah, jika tidak dicuci dengan benar (gunakan sabun dan air hangat) maka dapat menjadi sarang parasit ini.

Tidak hanya itu permukaan buah dan sayur juga mengandung jejak parasit ini. Toksoplasmosis dapat ditularkan melalu transplatasi organ atau transfusi darah.

Penelitian yang dilakukan Unversitas Negeri Michigan, Amerika Serikat, mendapatkan parasit yang umum, Toxoplasma gondii (T. gondii), dapat menyebabkan peradangan dari waktu ke waktu yang dapat merusak sel-sel otak.

Rusaknya sel-sel otak itu diyakini menyebabkan tujuh kali lebih mungkin dalam keinginan bunuh diri.

Ketika terinfeksi T. gondii, parasit membentuk kista yang dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh.

Otak, otot dan jantung kerap menjadi sasaran parasit ini. Jika sistem metabolisme tubuh sedang melemah hal ini menyebabkan komplikasi serius.
3 dari 4 halaman


Gejala Toxoplasmosis

Kebanyakan wanita hamil di Amerika Serikat tidak secara rutin diskrining untuk toksoplasmosis. Tanpa skrining tertentu, toksoplasmosis seringkali sulit diagnosa.

Sulit karena gejala dan tanda-tandanya mirip dengan flu dan mononukleosis. Namun ada gejala-gejala yang khas dari toxo yaitu pembengkakan nodul-nodul limfa dan nyeri-nyeri otot dan berlangsung beberapa minggu.

Faktor Risiko Toksoplasmosis

Parasit T. gondii ditemukan di seluruh dunia, siapapun bisa terinfeksi toksoplasmosis.

Penyakit ini dapat berisiko lebih buruk untuk kesehatan ketika :

1. Memiliki AIDS, karena dapat menyebabkan infeksi semakin bertambah dan membahayakan untuk tubuh
2. Sedang menjalani kemoterapi, hal ini mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Sehingga sulit bagi tubuh Anda untuk melawan bahkan infeksi ringan
3. Steroid atau sedang mengonsumsi obat kekebalan lainnya. Obat yang digunakan untuk mengobati kondisi tertentu nonmalignant menekan sistem kekebalan tubuh dan lebih mungkin terinfeksi toksoplasmosis
4. Hamil, ketika ibu memiliki toksoplasmosis sebelum hamil biasanya tidak menularkan infeksi untuk bayi, namun jika saat hamil terinfeksi maka berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan mengurangi risiko terhadap bayi

Jika tubuh memiliki sistem kekebalan yang normal maka tidak mungkin mengalami komplikasi toksoplasmosis.

Tetapi jika sistem kekebalan tubuh terganggu, terutama sebagai akibat dari HIV/AIDS, toksoplasmosis dapat menyebabkan kejang dan penyakit yang mengancam jiwa seperti ensefalitis (infeksi otak serius).

Pada anak-anak dengan toksoplasmosis kongenital dapat menyebabkan gangguan pendengaran, cacat mental dan kebutaan.

Tes dan Diagnosis

Jika dokter mencurigai seseorang terinfeksi parasit T. Gondii saat kehamilan maka perlu menjalani beberapa tes darah dan memeriksa antibodi.

Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap adanya zat asing, termasuk virus, bakteri, jamur, parasit, obat-obatan dan racun.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan melakukan tes di laboratorium khusus yang mendiagnosis toksoplasmosis .

Untuk mengetahui bayi dalam kandungan terinfeksi virus ini atau tidak dapat dilakukan tes, diantaranya:

1. Amniosentesis

Prosedur ini dilakukan setelah 15 minggu kehamilan, dokter menggunakan jarum halus untuk mengambil sedikit cairan dari kantung berisi cairan yang mengelilingi janin (kantung ketuban).

Tes ini kemudian dilakukan pada fluida untuk memeriksa bukti toksoplasmosis. Namun beberapa dokter mengatakan tes ini membawa sedikit risiko keguguran.

Dan juga mungkin mengalami komplikasi kecil, seperti kram, bocor cairan atau iritasi saat jarum dimasukkan.

2. USG scan

Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar bayi dalam rahim. USG rinci tidak dapat mendiagnosa toksoplasmosis, meskipun dapat menunjukkan bayi Anda memiliki tanda-tanda tertentu, seperti penumpukan cairan di otak (hidrosefalus).

Namun karena sebagian besar bayi tidak menunjukkan tanda-tanda toksoplasmosis saat lahir, USG dan pemeriksaan menyeluruh dan tes darah dapat diketahui keadaan bayi.

3. Magnetic resonance imaging (MRI). Tes ini menggunakan medan magnet dan radio (elektromagnetik ) gelombang untuk membuat gambar penampang kepala dan otak. MRI noninvasif dan tidak menimbulkan risiko terhadap kesehatan.

4. Biopsi otak, ahli bedah saraf akan mengambil sampel kecil jaringan otak Anda kemudian dianalisis di laboratorium untuk memeriksa kista toksoplasmosis.

5. Perawatan dan obat-obatan

Kebanyakan orang sehat tidak memerlukan pengobatan toksoplasmosis . Tapi jika memiliki tanda dan gejala toksoplasmosis akut, dokter mungkin meresepkan obat berikut:

Pirimetamin ( Daraprim ). Obat ini untuk malaria juga digunakan untuk mengobati toksoplasmosis. Obat ini memiliki efek samping penekanan sumsum tulang dan toksisitas hati.

Selain primetamin, ada juga Sulfadiazin, antibiotik ini dikombinasikan dengan pirimetamin untuk mengobati toksoplasmosis .

Untuk mengobati ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis maka dokter memberikan antibiotik spiramisin.

Penggunaan obat ini dapat mengurangi kemungkinan bayi akan terinfeksi. Meskipun secara rutin digunakan untuk mengobati toksoplasmosis di Eropa , spiramisin masih dianggap sebagai obat percobaan di Amerika Serikat.

Dan jika tes menunjukkan janin memiliki toksoplasmosis, dokter mungkin menyarankan pengobatan dengan pirimetamin dan sulfadiazin tetapi hanya dalam keadaan benar-benar genting.

Obat ini dapat memiliki efek samping yang serius bagi perempuan dan bayi mereka yang belum lahir sehingga biasanya tidak digunakan selama kehamilan.

Terapi obat dapat mengurangi keparahan penyakit namun juga memiliki efek samping. Maka untuk itu pencegahan akan lebih baik.
4 dari 4 halaman



Tindakan Pencegahan

Tindakan pencegahan tertentu dapat membantu mencegah toksoplasmosis :

1. Pakailah sarung tangan jika sedang berkebun atau memiliki kontak langsung dengan tangan. Kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum makan atau menyiapkan makanan.
2. Jangan makan daging mentah atau setengah matang. Daging terutama domba, babi dan sapi menjadi tempat berkembangnya organisme toxoplasma.
3. Cuci peralatan dapur secara menyeluruh. Setelah menyiapkan daging mentah pastikan sudah benar mencuci talenan, pisau dan peralatan dapur lainnya dengan air panas dan sabun untuk mencegah kontaminasi silang dari makanan lain.
4. Cuci semua sayur dan buah untuk menghilangkan jejak dari virus.
5. Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi karena mungkin mengandung parasit toxoplasma.
6. Jauhkan dari kotoran kucing peliharaan atau kucing liar.

Untuk pecinta kucing, jika tidak ingin terinfeksi dapat melakukan langkah-langkah berikut :

1. Rawat kucing dengan benar, pastikan tidak ada yangg mengganggu kesehatan. Jauhkan kucing dari interaksi di luar ruangan dan beri pakan kering bukan daging mentah. Pemberian makan daging mentah untuk kucing maka bisa saja terinfeksi parasit berbahaya seperti T. Gondii.

2. Jangan mengadopsi kucing liar karena butuh perawatan yang benar-benar ekstra. Kebanyakan kucing tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi T. gondii walaupun pemeriksaan menyatakan mereka terinfeksi toksoplasmosis. Diperlukan waktu hingga satu bulan untuk mendapatkan hasil yang akurat.

3. Rutin membersihkan kotak kotoran kucing, gunakan sarung tangan dan masker. Hal ini dilakukan juga saat membuang sampah kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air panas.

4. Membersihkan tempat sampah setiap hari sehingga parastit tidak memiliki waktu untuk berkembang dan menular. Bersihkan dengan menggunakan air panas.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.