Sukses

Alasan Kenapa Menikah Muda Membahayakan

Maraknya pernikahan usia muda membuat pemerintah khawatir. Apa sih sebenarnya yang mengkhawatirkan ?

Perempuan usia 20 tahun atau yang lebih mudah tidak disarankan untuk hamil dan melakukan persalinan karena berisiko untuk ibu dan bayi. Risko untuk ibu bisa berupa anemia pada kehamilan, tekanan darah tinggi dalam kehamilan, perdarahan pasca persalinan dan keguguran serta produksi ASI berkurang.

Selain itu menurut Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH kehamilan dan persalinan di usia di bawah 20 tahun berisiko kematian pada anak.

"Ibu muda menyumbang kematian bayi dan balita. Sebanyak 50 per 1000 kelahiran hidup, untuk kematian bayi sebanyak 56 dan balita 72," jelasnya.
 
Fenomena banyaknya ibu muda di Indonesia sendiri akibat masih maraknya pernikahan usia dini dan kecenderungan seks pra nikah usia remaja. Dr. Jane memamparkan kecenderungan itu jumlah persentasenya mengalami peningkatan.

"Seks pranikah di usia remaja menurut penelitian Adolescent Reproductive Health, SDKI 2012 mengalami peningkatan. Usia remaja tersebut antara 15-19 tahun," tutur dr. Jane dikutip Senin (9/9/2013).
 
Sebanyak 14,6 persen laki-laki melakukan seks di luar nikah pada usia 20-24 tahun dan usia 15-19 tahun tercatat 1,8 persen.
 
Sedangkan pada perempuan ditemukan 0,7 persen usia 15-19 tahun dan 4,5 persen dan di Jawa Barat sekitar 48 persen perempuan usia 15-19 tahun sudah melahirkan. "Terjadi peningkatan tertinggi pada laki-laki sebanyak 4,1 persen di tahun 2012 dibandingkan 2007," ujar dr. Jane.
 
Kasus ini akibat kurangnya perhatian masalah reproduksi dan pendidikan seksual. Menurut dr. Jane usia menikah sebaiknya saat usia sudah melebihi usia 20 tahun.

“Dalam Undang-Undang, usia menikah dikatakan 16 tahun, padahal itu termasuk usia remaja sehingga tidak disarankan karena dapat berisiko untuk ibu dan bayi,” jelas dr. Jane.
 
Keadaan yang ideal untuk hamil yaitu :

1. Siap fisik bila pertumbuhan dan perkembangan fisik telah optimal yaitu sekitar usia 20 tahun
2. Siap mental, emosional, atau psikologis yang stabil untuk menjadi orangtua, biasanya pada usia di atas 20 tahun
3. Siap sosial ekonomi yaitu mandiri dapat membiayai kehidupan anak yang lahir secara berkesinambungan.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini