Sukses

Misteri di Bulan Ramadan, Apa Itu?

Ramadan salah satu bulan Hijriah mengandung banyak misteri baik dari segi tinjauan agama maupun historis, kata ulama H Chairani Idris

Ramadan salah satu bulan Hijriah mengandung banyak misteri baik dari segi tinjauan agama maupun historis, kata seorang ulama H Chairani Idris.     Chairani Idris mengatakan itu dalam ceramahnya menjelang buka puasa bersama Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, seperti dikutip dari Antara, Selasa (23/7/2013).     Ketua Umum Pengurus Wilayah Perhimpunan KB PII Kalsel yang jugam mantan aktivis mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin itu, mengungkapkan, misteri yang terkandung dalam Ramadhan sebagimana kaum muslim banyak ketetahui, yaitu sebagai bulan penuh rahmat dan maghfirah.     Namun banyak yang belum mengetahui misteri lain dalam Ramadan, antara lain turunnya empat kitab suci, yaitu Zabur kepada Nabi Daud alaihi salam (as), dan Thaurat kepada Nabi Musa as.     Begitu pula Kitab Injil kepada Nai Isa as dan Al Quran kepada Rasulullah Muhammad saw yang merupakan penghulu para nabi itu, juga turun pada Ramadhan, ungkap mantan Ketua Umum Pimpinan Nasional Taman Kanak-kanak Al Quran itu.     "Bahkan banyak peniliti atau ahli sejarah (sejarawan) tak mengetahui, kapan Allah swt menciptakan bumi dan lagi?. Dan menurut sejarahnya, Allah swt juga menciptakan bumi dan langit pada bulan Ramadan," ungkapnya.     "Karena dalam sejarah Islam, Ramadan itu sudah ada sebelum adanya Nabi Adam as, yang menjadi bapak manusia dan sebelum Allah swt menciptakan bumi dan langit. Hanya saja kewajiban puasa Ramadhan sejak Muhammad saw pada tahun kedua hijriah," lanjutnya.         Mantan Ketua Umum Pengurus Wilayah PII Kalsel itu juga mengungkapkan makna puasa, antara lain memelihara dengan baik terhadap sembilan lubang yang terdapat pada jasmani manusia, yaitu lubang telinga, hidung, mulut, serta lubang zubur dan kemaluan.     Karena pada dasarnya seseorang manusia sempurna secara fisik harus memiliki sembilan lubagn, yaitu tujuh di bagian atas (dua lubang telinga, dua lubang mata, dua lubang hidung dan satu lubang mulut), duanya lagi pada bagian bawah, yakni zubur dan lubang kemaluan.     Seseorang yang terkena penyakit atau virus HIV/AIDs, menurut dia, karena yang bersangkutan tidak menjaga atau memelihara lubang yang menjadi penyempurna jasmani manusia, terutama lubang zubur dan kemaluan.     "Coba kalau semua lubang tersebut dipuasakan, sesuai tuntutan agama, niscaya tidak akan melakukan perbuatan terlarang, serta selamat dari penyakita HIV/AIDs," demikian Chairani Idris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini