Sukses

Terapi Sulih Hormon Tak Bikin Pikun Wanita Menopause

Terapi penggantian hormon (HRT) yang sering digunakan setelah dirinya menopause, ternyata tidak pada risiko tertinggi terkena demensia

Terapi sulih hormon (Hormone Replacement Therapy / HRT) yang sering digunakan oleh wanita setelah menopause, ternyata tidak menyebabkan pikun atau demensia. Sebelumnya, HRT yang digunakan untuk mengatasi gejala menopause seperti hot flushes, dikaitkan dengan gangguan memori dan risiko demensia dua kali lipat.

Namun, sebuah studi baru menemukan perbedaan menyeluruh fungsi otak pada wanita yang menggunakan HRT dibanding yang menggunakan plasebo (bahan tanpa kandungan apa pun).

Para peneliti mengikuti sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari 1.300 orang, usia antara 50 sampai 55 tahun, yang menjalani pengobatan HRT disebut dengan conjugated equine oestrogens (CEO)

Para peneliti yang berbasis Women's Health Centre of Excellence for Research di Wake Forest School of Medicine di Winston Salem, Nort Carolina, memberikan satu set plasebo pada para wanita dan satu wanita pada pengobatan HRT, kemudian mempelajarinya selama tujuh tahun.

Para peneliti tidak menemukan perbedaan secara menyeluruh dalam skor fungsi otak antara wanita yang menjalan pengobatan HRT dan plasebo.

Seorang profesor biostatistik, Dr Mark Espeland, yang juga memimpin penelitian ini mengatakan, penelitian itu membuktikan bahwa pemberian hormon pada kasus menopause dini bisa lebih bermanfaat.

"Temuan kami ini memberikan jaminan bahwa terapi CEO yang diberikan pada wanita sebelum periode pascamenopause, tidak menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang merugikan bagi fungsi kognitif wanita," ujar Dr Mark, seperti dikutip Dailymail, Rabu (26/6/2013).

(Adt/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.