Sukses

Sedot Lemak, Bukannya Langsing, Justu Timbun Lemak Lagi

Sedot lemak dipilih orang karena ingin memperbaiki penampilan. Padahal, sedot lemak bisa memunculkan lemak di tempat baru.

Sebagian orang yang ingin jalan pintas malah memilih operasi agar tubuhnya ramping. Padahal, cara menghilangkan lemak tersebut bisa berdampak buruk jangka panjang.

Sebuah studi tentang efek jangka panjang dari sedot lemak yang dipublikasikan dalam Jurnal Obesity dilansir Hubpages, Selasa (25/6/2013). Dan hasilnya menyebutkan, seseorang yang melakukan sedot lemak dalam rentang satu tahun akan muncul kembali lemak yang telah disedot di lokasi yang berbeda.

Efek jangka pendek dari sedot lemak yaitu pembengkakan dan memar pada jaringan sekitarnya, komplikasi bisa lebih serius yang melibatkan shock, infeksi jaringan.

Walaupun berdampak negatif untuk tubuh, sedot lemak masih sangat populer. American Society of Plastic Surgeons melaporkan kenaikan 5 persen pada tahun 2010 diabndingkan tahun sebelumnya. Sekitar 200.000 orang Amerika menjalani operasi sedot lemak.

Dokter Teri L. Hernandez dan Robert H. Eckel merancang penelitian untuk mencari tahu dari dampak ini. Para dokter bekerja sama dengan 32 wanita yang sehat dengan berat tubuh tidak proposional. Para wanita tersebut dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 14 dan 18. Kelompok pertama menjalani sedot lemak dan yang satunya tidak.

Saat lemak telah dihilangkan di paha dan perut di kelompok yang melakukan eksperimen sedot lemak dibandingkan dalam waktu 6 minggu, 6 bulan, dan 12 bulan kemudian. Pada 6 minggu ada perbedaan lemak tubuh sebanyak 2,1 persen berkurang dan 12 bulan kemudian lemak sepenuhnya menghilang.

Pada akhir penelitian membuktikan tidak ada perubahan ke bentuk awal pada kelompok yang tidak menjalani sedot lemak. Sedangkan yang menjalani sedot lemak, mengalami perubahan bentuk tubuh. Banyaknya lemak yang telah disedot di bagian paha dan perut naik ke wilayah bahu dan lengan. "Lemak itu didistribusikan ke bagian atas," ujar Dokter Robert H. Eckel.

Peneliti dari Universitas Columbia dan spesialis obesitas menjelaskan bahwa tubuh akhirnya mengontrol sel-sel lemak dan komposisi lemak secara keseluruhan, secara otomatis mengganti sel-sel lemak mati dengan yang baru. Sehingga sedot lemak (liposuction) merusak jaringan dan menghambat pertumbuhan sel baru pada tubuh dan mengakibatkan sel bereformasi ke tempat lain.

(Mia/Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini