Sukses

Siswi Merasa Dipermalukan Sekolah Karena Belahan Payudaranya

Ketika ingin masuk ke acara prom night, Minder dilarang masuk karena pihak sekolah menilai ia terlalu mengumbar belahan dadanya. Padahal memang ia aslinya berpayudara besar dan tak ada maksud umbar dada.

Bisa jadi prom night buat anak SMA adalah acara penting sebelum meninggalkan bangku sekolah setelah 3 tahun belajar. Semua murid biasanya menyiapkan pakaian khusus untuk acara itu, termasuk juga Brittany Minder.

Minder yang bersekolah di Central Kitsap High School sudah punya gaun ungu yang anggun bermodel strapless yang dirancang untuk wanita berdada besar.

Dengan gaya yang anggun Minder pun datang ke acara prom night. Tapi ketika ingin masuk ke acara tersebut ia dilarang masuk gara-gara pihak sekolah menilai  ia terlalu mengumbar belahan dadanya. Staf melarangnya masuk sampai ia menutupi belahan dadanya dengan selendang. Minder harus menunggu 1 jam sampai pihak sekolah mencarikan selendang buat dirinya.





"Menurut pendapat saya, saya merasa itu karena dada saya lebih besar dan ada lebih banyak belahan dada yang dapat Anda lihat, dan tak ada yang bisa lakukan," ujar Minder seperti dikutip dari Huffington Post, Rabu (5/7/2013).

Minder mengatakan, ia mengenakan model gaun yang sama dengan murid yang lainnya pada acara di Central Kitsap High School. Maklum saja, dress code pada prom night itu memungkinkan orang mengenakan gaun strapless jika belahan dadanya ditutupi.

Orangtua Minder mengatakan kalau putrinya itu diasingkan karena fisiknya dan keduanya ingin agar pejabat sekolah minta maaf. Ibunya merasa anaknya tak diperlakukan adil dengan kebijakan sekolah.

"Semua wanita tak diciptakan sama, dan Anda tak dapat membandingkan bola golf dengan jeruk. Ini tak akan terjadi," ujar Kim Minder, ibu Britanny kepada KOMO-TV.

Sementara Juru Bicara sekolah David Beil mengatakan kalau Central Kitsap High School menggunakan dress code bagi siswa menghadiri pesta dansa di sekolah

"Siswa harus setuju dengan dress code dengan menandatangani nama mereka sebelum mereka dapat membeli tiket. Jika penampilan siswa tidak sesuai dress code, staf membantu siswa untuk datang dengan solusi agar mereka tetap bisa menghadiri acara sekolah," katanya kepada ABCNews.

Sekolah tidak menjawab permintaan orang tua untuk meminta maaf.

Minder ditolak masuk ke prom night yang sampai pejabat sekolah menutupi belahan dadanya dengan selendang, tapi ia hanya tinggal selama satu jam karena dia bilang dia merasa dipermalukan.

"Sulit berada di sana setelah semua yang terjadi. Saya merasa tidak nyaman".

(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.