Sukses

Virus Flu H7N9`Mungkin` Menular Antarmanusia

Virus flu burung H7N9 kemungkinan bisa menular antarmanusia dan bukan hanya dengan kontak langsung tetapi juga melalui udara, menurut hasil riset tim peneliti Universitas Hongkong.

Virus flu burung H7N9 kemungkinan bisa menular antarmanusia dan bukan hanya dengan kontak langsung tetapi juga melalui udara, menurut hasil riset tim peneliti Universitas Hongkong.

Hasil penelitian yang diumumkan melalui jumpa pers, Jumat itu menyebutkan bahwa tiga musang, binatang yang banyak digunakan dalam riset influenz, yang ditempatkan di dekat musang lain yang sudah disuntik dengan virus H7N9 ternyata terinfeksi virus tersebut.
    
Satu dari tiga musang yang diletakkan dalam kandang terpisah juga terinfeksi melalui udara.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengatakan pihaknya tidak memiliki bukti kuat penularan antarmanusia virus yang telah menewaskan 36 orang di China itu.
    
"Penemuan ini mengindikasikan bahwa kemungkinan virus berkembang lebih jauh menjadi ancaman pandemi masa depan tidak bisa diabaikan," kata tim riset yang diketuai pakar flu burung dan mikrobiologis Yi Guan seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (29/5/2013).

Tim riset juga menemukan bahwa beberapa binatang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala demam atau gejala klinis lain, sehingga mengindikasikan kemungkinan infeksi pada manusia tanpa gejala sakit.

Ini akan membuat virus tersebut semakin sulit dideteksi dan dikendalikan.

Virus juga menginfeksi babi, namun tidak bisa menular antarbabi atau dari babi ke binatang lain. Namun tim peneliti masih mendesak pihak berwenang untuk tetap melakukan pengamatan untuk menjamin virus tidak bermutasi menjadi jenis yang lebih berbahaya.
    
WHO memuji hasil penelitian tersebut namun menegaskan bahwa "masyarakat harus sangat berhati-hati mengenai apa yang tengah terjadi di lapangan."

"Penelitian seperti itu sangat membantu untuk meningkatkan pengetahuan umum dan sangat membantu untuk mengetahui bahwa dalam kondisi laboratorium virus ini bisa menular antarmanusia," kata juru bicara WHO Gregory Hartl kepada Reuters.

"Kami sudah melihat mungkin sedikit contoh penularan antar-manusia dalam lingkungan keluarga dekat, dalam kontak jarak dekat, jadi ini merupakan potongan puzzle yang lain," katanya.

Hasil studi tersebut dikeluarkan hanya beberapa hari setelah WHO mengatakan penyebaran virus H7N9 sepertinya sudah bisa dikendalikan di China setelah diberlakukannya aturan ketat di pasar burung.
    
Menurut penelitian tersebut, virus H7N9 menunjukkan gejala klinis yang relatif ringan pada musang. Semua binatang percobaan yang terinfeksi virus menunjukkan gejala sakit tidak lebih dari tujuh hari dan semuanya bisa sembuh dari penyakit itu.

Para peneliti mengatakan kasus kematian atau sakit berat pada manusia dipicu oleh penyebab tambahan.

"Semua korban meninggal atau pasien sakit keras disebabkan karena penyakit lain," kata anggota tim riset Dr Maria Zhu Huachen.

Menurut pakar PBB, wabah flu burung di China telah mengakibatkan kerugian ekonomi hingga 6,5 miliar dolar AS.
    
Virus H7N9 telah menginfeksi 130 orang di China sejak kemunculannya pada Maret, namun sejak awal Mei tidak ada lagi kasus infeksi terdeteksi.

(Abd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini