Sukses

Sebentar Lagi Mr. P Bengkok Bisa Diobati

Kelamin yang membengkok membuat Tony Lee kerap kesakitan ketika berhubungan seks. Ia tak tahu apa yang salah dengan penisnya pada saat ereksi. Namun, uji klinis sebuah obat memberikan harapan untuknya.

Kelamin yang membengkok membuat Tony Lee kerap kesakitan ketika berhubungan seks. Ia tak tahu apa yang salah dengan penisnya pada saat ereksi. Lama-kelamaan penis bengok itu membuatnya tertekan dan sangat khawatir jika hubungannya dengan sang istri bisa berubah.

"Ada saat ketika saya tetap bangun sampai malam tanpa tujuan, hanya untuk memastikan istri saya tidur sebelum saya ke pergi ke tempat tidur. Saya benar-benar malu," ujar Lee seperti dikutip WebMd, Jumat (10/5/2013).

Sang istri yang melihat penderitaan Lee akhirnya meyakinkan suaminya untuk ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Ia dirujuk ke Ahli Urologi.

Penis bengkok yang dialami Lee disebut sebagai Peyronie, yakni gangguan jaringan ikat yang melibatkan pertumbuhan plak fibrosa kolagen dalam jaringan lunak penis. Kondisi itu bisa menyebabkan rasa sakit, disfungsi ereksi dan penis menjadi pendek.

"Kamu akan panik. Karena ini melibatkan daerah pribadi. Ini seperi 'tidak.....!' Mengapa saya tak hanya kehilangan sebuah jari? Apa saja tapi bukan ini," ujar pria berusia 46 tahun itu.

Para ahli memperkirakan Peyronie mempengaruhi 5 persen pria. Menurut Dr Larry Lipshultz, seorang profesor urologi di Baylor College of Medicine, penyebab gangguan ini memang belum diketahui, tapi dokter menduga karena predisposisi genetik dan trauma minor yang berulang pada penis selama melakukan aktivitas seksual.

"Orang dengan diabetes dan menjalani operasi kanker prostat atau disfungsi ereksi juga rentan mengalami penyakit tersebut".

Uji Obat Buat Mr P Bengkok

Lee yang mengalami Payronie selama dua tahun sudah menggunakan mesin pelurus yang membentangkana penis serta ikut salah satu uji klinis obat baru ditinjau Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, XIAFLEX.

Obat yang diproduksi Auxilium Pharmaceuticals Inc ini kabarnya memberikan hasil ke Lee. Kini, penis Lee sekitar 70 persen lebih panjang seperti belum sakit.

XIAFLEX, yang memecah jaringan parut yang merupakan komponen plak penis, telah disetujui oleh FDA pada tahun 2010 untuk mengobati Duyputen contracture, sebuah gangguan jaringan ikat yang menyebabkan jari menekuk ke arah telapak tangan.

Penggunaan XIAFLEX dengan Peyronie didasarkan pada beberapa fitur umum dari kedua penyakit. Kondisi tangan disebabkan oleh penumpukan zat abnormal yang disebut kolagen. Jari-jari mulai menekuk ke arah telapak tangan dan pasien tidak bisa meluruskannya.

Dan pada penderita Peyronie, dilakukan dua uji klinis pada 2011 dan 2012 yang melibatkan 551 pasien yang menggunakan XIAFLEX dan 281 yang plasebo. Setiap peserta menerima 4-6 kali suntikan dengan jarum kecil ke dalam penis setiap 25 sampai 72 jam selama beberapa minggu.

"Hasil penelitian menunjukkan kelengkungan menjadi 30 persen," ujar Dr Lipshultz.

Dr Lipshultz mengatakan, kemungkinan XIAFLEX akan disetujui FDA pada pertengahan September.

Namun,  Dr Elizabeth Kavaler, seorang urolog di Lenox Hill Hospital, di New York City, meragukan kalau XIAFLEX bisa bekerja."Data menunjukkan sepertinya obat membuat orang merasa lebih baik soal kondisinya, mungkin karena mereka mendapatkan pengobatan uji klinis, tapi saya tak yakin apakah fungsinya bisa memberikan perbedaan yang besar," ujar Kavaler.

"Saya tak berpikir bisa meyakinkan orang untuk membiarkan menyuntik penisnya sampai enam kali dengan harapan bisa memberikan perbaikan".

Menurut Auxilium Pharmaceuticals, efek samping obat yang diberikan berupa memar, bengkak, dan nyeri. Ada juga efek serius lainnya seperti fraktur penis dan hematoma.

Meski diperdebatkan, Lee percaya kalau pengobatan dengan XIAFLEX bisa bekerja. "Saya sudah bergerak jauh, lengkungnya begitu buruk dan saya merasa lebih baik sekarang," ujarnya.

"Ini seperti lumpuh dan kemudian tiba-tiba bisa berjalan, meskipun Anda mungkin membutuhkan bantuan, itu hal yang indah. Itulah cara saya melihatnya".

(Mel/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini