Sukses

Boraks, Formalin, Pewarna Tekstil Masih Digunakan untuk Makanan

Tiga bahan berbahaya seperti boraks, formalin dan pewarna tekstil masih digunakan oleh penjual untuk makanan yang dijual di pasar-pasar

Bahan-bahan berbahaya masih ditemukan terkandung di bahan pangan yang beredar di pasaran. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menjelaskan, ada tiga bahan berbahaya yang terkandung di bahan pangan di pasar. Apa saja?

"Saya dilapori BPOM, ada 3 bahan berbahaya yang paling banyak ditemukan di pasar-pasar. Boraks, formalin, dan zat warna," kata Nafsiah Mboi, dalam pencanangan program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya, Jumat (19/4/2013).

Lantas bahan kimia tersebut digunakan di mana saja? Menurut Nafsiah, boraks merupakan zat kimia yang sering disalahgunakan untuk mengenyalkan tahu. Jika dikonsumsi, lama kelamaan akan merusak organ di dalam tubuh. Kandungan boraks bisa diketahui dengan melihat penampilan tahu yang dijual.

"Tahu yang berborak kelihatannya menarik, kenyal. Padahal boraks ini merusak hati dan ginjal," jelas Nafsiah.

Sedangkan formalin, lanjutnya, bisa lebih parah lagi dampaknya untuk tubuh. Maklum saja, formalin umumnya digunakan untuk pengawet jenazat tapi malah ditambahkan ke makanan agar awet.

"Formalin itu untuk mengawetkan mayat, kalau sekarang dikonsumsi orang hidup, masuk akal tidak? Apa jadinya kalau dimakan? Itu jadi racun," ujar wanita kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan itu.

Sama halnya dengan zat pewarna. Nafsiah mengatakan, berdasar temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) banyak zat pewarna yang digunakan untuk mempercantik tampilan makanan menggunakan pewarna tekstil. Jika makanan bercampur dengan pewarna tekstil jelas mengandung racun.

"Pembeli harus jeli dan hati-hati, banyak kerupuk berwarna-warni yang sangat menarik itu bisa jadi ada pewarna tekstilnya," kata Nafsiah.(Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.