Sukses

Video Game Dikaitkan dengan Perilaku Penembakan Adam Lanza

Video game kekerasan ternyata bisa berdampak buruk bagi perilaku seseorang. Dan dari video game, penembak brutal di SD Sandy Hook, Adam Lanza, nekat melakukan aksi membabi butan

Video game kekerasan ternyata bisa berdampak buruk bagi perilaku seseorang. Dan dari video game, penembak brutal di SD Sandy Hook, Adam Lanza, nekat melakukan aksi membabi butanya.

Detektif yang menyelidiki pembantaian yang menewaskan 20 anak-anak SD dan enam staf sekolah mengemukakan teori video game merupakan petunjuk penting dari tindakan pelaku. Dalam pencarian di rumah kelurga Lanza, polisi menemukan ribuan video game kekerasan bernilai ribuan dolar.

Sebelum terjadi pembunuhan, Lanza (20) mengamuk dan menghancurkan hard drive di komputer, yang mungkin telah menyimpan beberapa catatan dari permainannya dan dengan siapa dia bermain. Tapi belum diketahui apakah Lanza meninggalkan penjelasan tertulis tentang penembakan dan alasan memilih sekolah itu.

Lanza membawa tiga senjata ibunya, berpakaian hitam dan mengenakan rompi dengan kantong diisi amunisi selama mengamuk tersebut. Dia kemudian bunuh diri.

Teori video game merupakan salah satu dari beberapa rincian baru tentang penyelidikan Lanza yang diungkapkan oleh surat kabar Hartford Courant dan program televisi Frontline. Media itu berbicara kepada polisi dan menghubungi anggota keluarga dan teman-teman dari Adam Lanza atau pun Nancy Lanza.

Menurut seorang teman, Nancy mencoba melakukan hal yang benar dengan putra bungsunya itu."Hidupnya berkisar merawat Adam. Ia senang bergaul dengan teman-teman di bar dan suka bepergian dan dia mengambil waktu untuk diri sendiri. Tapi anak-anak dan keluarganya yang utama," ujar John Bergquist seperti dikutip News.com.au, Senin (18/2/2013).

Ketika Lanza masih remaja, ibunya mengatakan kepada anggota staf Sekolah Tinggi Newtown bahwa anaknya mengalami Asperger dan juga didiagnosis dengan gangguan integrasi sensorik, yang membuatnya kesulitan mengatasi suara keras, lampu terang, kebingungan, dan perubahan.

Pada tahun 2009 orangtua Lanza bercerai dan tahun berikutnya ia menjadi terasing dari ayahnya, Peter Lanza.Setelah perceraian, Nancy Lanza sering melakukan perjalanan, meninggalkan Adam sendirian selama beberapa waktu, dan mengatakan dia melakukan untuk mendorong anaknya agar menjadi lebih mandiri. Surat kabar itu juga melaporkan bahwa Nancy Lanza membeli empat senjata api antara 2010 dan 2012.(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.