Sukses

Ilmuwan Tak Sengaja Ciptakan Kacamata yang Bisa Bantu Buta Warna

Masalah yang dialami penderita buta warna. Kacamata itu bisa membuat penderita buta warna melihat spektrum sepenuhnya untuk pertama kalinya.

Kacamata yang baru diciptakan seorang ilmuwan kabarnya bisa mengatasi masalah yang dialami penderita buta warna. Kacamata itu bisa membuat penderita buta warna melihat spektrum sepenuhnya untuk pertama kalinya.

Sekitar 8 persen pria dan sejumlah kecil wanita bermasalah dengan warna merah-hijau, kelainan genetik ini membatasinya melihat warna beberapa merah dan hijau. Namun lensa baru yang awalnya ditujukan untuk membantu petugas medis, bisa membantu penderita yang mengalami masalah dalam membedakan warna.

Kacamata itu ditemukan Laboratorium Lembaga Peneliti AS '2AI' oleh Ilmuwan Kognitif Mark Changizi, seorang spesialis evolusi neurobiologi. Ia pernah memberikan masukan pada 2006 kalau manusia mengembangkan kemampuan untuk mengamati perubahan halus dalam warna kulit untuk mendeteksi isyarat sosial dan bekerja di luar emosi.

Tapi kacamata dari laboratorium 2AI tidak dimaksudkan mengembalikan fungsi pada penderita yang mengalami kekurangan itu, melainkan membantu dokter dan perawat untuk mendeteksi darah beroksigen di kulit.

Penemuan ini diharapkan bisa digunakan untuk membantu petugas medis melihat memar yang tidak segera terlihat dan menemukan urat sebelum mengambil darah.

Dalam tes lensa yang disebut Oxy-Iso, menunjukkan kacamata ini bisa ditujukan untuk membantu orang buta warna membedakan bagian-bagian dari spektrum yang sebelumnya tak dapat dilihat. Dalam blognya, Profesor Changizi menjelaskan, meskipun secara teknologi kacamata itu dirancang bukan untuk orang dengan buta warna, ia tak terkejut dengan hasil dari Oxy-Iso yang bisa membantu dengan cacat warna merah hijau".

"Seperti saya katakan dalam penelitian saya dan buku saya sebelumnya, revolusi visi"."Jadi filter Oxy-Iso berkonsentrasi pada peningkatan pada rakyat buta warna yang memiliki kekurangan merah-hijau," kata Profesor Changizi seperti dikutip Dailymail, Jumat (8/2/2013).

Daniel Bor, seorang peneliti dari University of Sussex, mengatakan, mengenakan kacamata memungkinkan dirinya lulus tes yang umum untuk buta warna, tes warna Ishihara, saat pasien yang ditunjukkan piringan dengan menampilkan lingkaran titik. Penderita buta warna tak mampu melihat warna yang ada di antara titik-titik warna yang berbeda.

"Ketika saya pertama kali melakukan salah satunya, saya bergembira sekali, saya bisa melihat pakaian dan benda-benda lain," jelasnya.

Kacamata itu memang sudah tersedia. Namun, ketika kacamata meningkatkan persepsi merah hijau, malah menghambat kemampuan membedakan kuning dan biru.

Buta warna mempengaruhi sekitar 1 dari 12 pria dan 1 dari 200 wanita di dunia. Di Inggris berarti ada sekitar 2,7 juta orang buta warna (sekitar 4,5 persen dari seluruh penduduk) yang sebagian besar pria.

Apa penyebab buta warna?

Sebagian besar orang yang mengalami buta warna merupakan kondisi genetik yang diwariskan ibunya. Namun, beberapa orang menjadi buta warna sebagai akibat dari penyakit lainnya seperti diabetes dan multiple sclerosis atau penderita yang mengalaminya karena proses penuaan atau efek samping dari pengobatan.

Kebanyakan orang buta warna bisa melihat hal-hal sejelas orang lain tetapi ia tidak dapat sepenuhnya 'melihat' merah, hijau, atau biru.

Ada berbagai jenis buta warna dan ada kasus yang sangat jarang terjadi di mana orang tidak dapat melihat warna sama sekali.(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini