Sukses

Bosan di Penjara, Sesama Tahanan Saling Lakukan Implan Mr P

Berada di penjara bisa sangat membosankan. Kebosanan itu yang membuat tahanan di lembaga masyarakat hampir di seluruh dunia melakukan implan penis yang dilakukannya sendiri atau dengan tahanan lain.

Berada di penjara bisa sangat membosankan. Kebosanan itu yang membuat tahanan di lembaga masyarakat hampir di seluruh dunia melakukan implan penis (Mr P) yang dilakukannya sendiri atau dengan tahanan lain.

Kehidupan seorang tahanan jauh dari kemewahan, makanan biasanya kurang bersih, teman sekamar belum tentu orang yang benar-benar hebat dan tahanan harus hati-hati. Tahanan juga menghabiskan berjam-jam tanpa melakukan apa pun. Ini benar-benar bisa mematikan pikiran.

Para peneliti di Kirby Institute for infection and immunity in society  University of New South Wales (UNSW) memberikan kuesioner untuk menentukan perilaku seksual berisiko di penjara Australia. Perawat forensik mengatakan tentang fenomena aneh. Dalam beberapa tahun terakhir, petugas melihat beberapa tahanan laki-laki mengalami infeksi kulit pada alat kelaminnya.

Infeksi ini merupakan konsekuensi dari benda asing yang dimasukkan di bawah kulit penis.

Tak ada yang tahu seberapa luas kejadian itu, sehingga penelitian menambahkan dua pertanyaan di dalam surveinya. Para tahanan ditanyakan apakah benda pernah ditanamkan atau dimasukkan di bawah kulit penisnya. Dan ternyata tahanan memilikinya yang dilakukannya saat di penjara.

"Setelah kita melihat data yang kami pikir mungkin tidak benar, jadi kami kembali lagi dan memverifikasi segalanya, tapi itu semua benar," ujar Lorraine Yap, peneliti dari School of Public Health and Community Medicine and Kirby Institute di University of New South Wales (UNSW).

Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Plos One. Hasilnya, beberapa tahanan begitu bosan dan melakukan langkah-langkah ekstrem untuk melawan kebosanannya.

Menurut The Atlantic, yang dikutip Minggu (3/2/2013), hampir enam persen dari narapidana di Lembaga Pemasyarakatan di Queensland dan New South Wales mempunyai implan penis. "Tiga perempat dari mereka melakukan operasi di penjara oleh narapidana lainnya".

Tahanan saling memberi operasi penis dengan lainnya. Beberapa tampak melakukannya sebagai bagian dari inisiasi geng dan lain-lain yang menimbulkan rasa sakit pada pasangan seksualnya. Tapi, ternyata sebagian melakukannya karena bosan.

Banyak tahanan yang memasukkan potongan plastik di bawah kulit. Selain itu, ada beberapa benda lainnya yang dimasukkan di bawah penis, baik itu manik-manik topi, tutup pasta gigi yang meleleh, kancing, dadu, dan bola rol deodorant.

Tentu saja, sebagian besar operasi dilakukan tanpa pembiusan atau sterilisasi yang tepat sehingga kemungkinan infeksi sangat tinggi.

Meskipun penelitian Plos One tidak mengetahui populasi pria yang melakukan operasi sisipan itu, survei mengungkapkan orang yang melakukan prosedur itu cenderung lebih muda dari 35 tahun, asal Asia dan telah dipenjara lebih dari sekali.Tahanan yang sering menerapkan implan penis di Asia karena sudah ada sejak Abad ke-18.

Sebuah studi dari tahun delapan puluhan, yang disebutkan di Plos One dan The Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa 22 persen dari tahanan di pusat penahanan Jepang memiliki implan penis dan sebagian besar dari merupakan anggota Yakuza. Beberapa tahanan memiliki hingga 20 nodul pada penisnya. Praktik ini tampaknya didirikan di pusat penahanan di seluruh Asia, termasuk bagian dari Rusia, dan Eropa Timur.

Implan penis kadang-kadang disebut sputniks. Seperti, Yakuza, kesetiaan tahanan terhadap janji melalui ritual, yang juga terjadi pada unit tentara Rusia.

Secara umum, klaim yang muncul adalah memasukkan barang ke penis bisa meningkatkan kenikmatan seksual pasangannya. Tapi, perempuan termasuk istri dan pekerja seks melaporkan, menemukan manik-manik bisa menjadi tidak nyaman dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan pendarahan dan abrasi.

Kebanyakan pasangan yang menemukan benda sisipan itu menjadikan penetrasi sulit atau menyebabkan infeksi. Implan penis juga menjadi ancaman bagi kontrasepsi efektif seperti kondom karena tidak muat dan mudah robek.

Sebuah penelitian terpisah dari Journal of Sexual Medicine pada 2011, mencatat tiga pria Hispanik dari tiga LP yang berbeda di Amerika Serikat mengalami infeksi kulit penis setelah memasukkan potongan domino di kulit penisnya. Dalam dua kasus, tahanan diberitahu kalau cara itu bisa meningkatkan kesenangan saat bercinta.

Penelitian Australia memiliki implikasi yang sama. Dari survei, pria dengan implan penis lebih mungkin terlibat dalam prostitusi, memiliki tindikan tubuh, atau tato, dan minum obat non-resep selama di penjara.

Tak satu pun dari peserta yang mengaku memiliki implan penis yang diidentifikasi sebagai homoseksual, tapi tahanan lebih cenderung memiliki hubungan seksual dengan sesama tahanan. Tahanan juga lebih cenderung memiliki hepatitis C.

"Jelas karena mereka tidak memiliki akses ke pisau bedah steril, atau pisau bedah sekali pakai, ada risikonya, minimal, infeksi luka lokal," kata Kepala Program Kesehatan Seksual di Kirby Institute di UNSW Basil Donovan.

"Mereka juga tidak akan memiliki akses ke bahan jahit, sehingga mereka akan menutup (luka) dengan selotip atau sesuatu.(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.