Sukses

Anak yang Mampu Belajar Dua Bahasa Jauh Lebih Sigap

Anak-anak yang tumbuh dengan mempelajari dua bahasa untuk berbicara dan belajar mampu menyelesaikan tugas-tugas daripada anak-anak yang belajar berbicara hanya satu bahasa.

Anak-anak yang tumbuh dengan mempelajari dua bahasa untuk berbicara dan belajar mampu menyelesaikan tugas-tugas daripada anak-anak yang belajar berbicara hanya satu bahasa.

Namun para peneliti menemukan bahwa bilinguals lebih lambat untuk mendapatkan kosakata daripada monolinguals. Karena bilinguals harus membagi waktu antara dua bahasa sementara monolinguals fokus hanya pada satu kosakata.

Dalam studi yang sebagian didanai oleh National Institutes of Health, anak bilingual dan monolingual diminta untuk menekan komputer dan anak-anak itu diminta untuk memandang serangkaian gambar. Baik gambar hewan atau penggambaran warna.

Pada saat anak-anak itu diminta untuk memberi tanggapan pada salah satu dari dua kategori tersebut, anak-anak merespons pada kecepatan yang sama.

Tapi, ketika anak-anak diminta untuk beralih dari hewan ke waran dan diminta untuk menekan tombol yang berbeda untuk kategori yang baru, anak-anak bilinguals yang lebih cepat untuk membuat perubahan daripada anak-anak monolinguals.

Peneliti sering menggunakan tugas ini untuk mengukur serangkaian proses mental yang dikenal sebagai fungsi eksekutif umum didefinisikan sebagai kemampuan untuk memperhatikan, merencanakan, mengatur, dan menyusun strategi.

Tugas melibatkan tiga proses mental: kemampuan untuk menjaga aturan atau prinsip dalam pikiran (memori kerja), inhibisi (kemampuan untuk menahan diri dari melakukan satu aturan), dan pergeseran (kemampuan untuk membuat perubahan dan bertindak atas aturan lain)

"Dalam hal sederhana, perpindahan tugas merupakan indikator kemampuan untuk bekerja lebih," kata chief of the Child Development and Behaviour Branch di NIHS Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Helath and Human Development, Peggy McCardle, Ph.D seperti dikutip Times of India, Rabu (9/1/2013)

"Billinguals memiliki dua set aturan bahasa dalam pikiran. Dan otaknya ternyata ditransfer untuk beralih bolak balik antaranya tergantung pada keadaan," jelas McCardle.

Penelitian ini sendiri dilakukan oleh Raluca Barac dan Ellen Bailystok  di York University di Toronto, Kanada.

Dalam studi tersebut, para peneliti menguji kemampuan kognitif verbal dan nonverbal dari 104 orang anak yang berusia 6 tahun di daerah Toronto. Semuanya adalah siswa sekolah umum dan dari latar belakang ekonomi dan sosial yang sama.

Selain monolinguals bahasa Inggris dan billinguals Inggris-Perancis, studi ini juga termasuk billinguals Inggris-Spanyol dan Inggris-Cina.

Bersamaan dengan tugas berpindah, daya uji pun terdiri dari tiga tes bahasa Inggris dari kemampuan verbal. Tes verbal yang diukur adalah kosakata dan pemahaman anak terhadap tugas linguistik seperti membentuk kalimat jamak, kata kerja konjugasi, struktur tata bahasa, dan aturan pengucapan bahasa Inggris.

Untuk tugas berpindah, nilai akurasi yang sama untuk semua kelompok dengan kelompok memilih pilihan yang kira-kira proporsinya sama.

Namun, semua billinguals bisa beralih dari satu tugas ke tugas lain yang lebih cepat daripada di monolinguals.

Dalam tes kemampuan verbal, para monolinguals skor bahasa Inggris tertinggi pada ukuran kosakata bahasa Inggris kata-kata seseorang mengakui cukup baik untuk memahami ketika mendengar anak tersebut.

Karena anak monolinguals belajar hanya bahasa Inggris, anak itu mampu memperoleh kosakata yang lebih besar daripada yang kelompok billingual yang perlu membagi waktu antara mengakuisisi dua kosakata.

Para monolinguals juga dinilai lebih tinggi daripada kelompok lainnya pada tes mengukur pengetahuan tata bahasa dan makna kata bahasa Inggris. (ADT/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini