Sukses

Gosip di Kantor Bagus, Bisa Bikin Kerja Lebih Efisien

Bergosip di kantor sering dicap sebagai pemborosan waktu. Namun, kenyataannya bergosip di kantor bisa membantu membuat tempat kerja menjadi lebih efisien.

Bergosip di kantor sering dicap sebagai pemborosan waktu. Namun, kenyataannya bergosip di kantor bisa membantu membuat tempat kerja menjadi lebih efisien, dengan mengisolasi orang yang suka melalaikan pekerjaan.

Para ilmuwan yang menemukan, 9 dari 10 percakapan sehari-hari adalah gosip. Namun menurut penelitian yang dilakukan tim psikologi di Belanda, bergosip belum tentu berbahaya.

Gosip biasanya digunakan untuk mengingatkan rekan kerjanya soal teman kantornya yang berat badannya terlihat tidak menarik.

Meskipun gosip berisiko tapi bisa menolong dalam menekan penampilan yang kurang baik. "Gosip sering dipandang sebagai perilaku dalam memanipulasi orang lain dan mempengaruhi mereka dalam beberapa cara yang jahat," kata pemimpin penulis Dr Bianca Beersma, dari Universitas Amsterdam seperti dikutip Dailymail, Jumat (7/12/2012).

Dengan temuan itu, peneliti melihat gosip tidak selalu negatif seperti yang dinilai orang.

"Gosip memungkinkan orang untuk mengumpulkan dan memvalidasi informasi, untuk menikmati diri mereka sendiri dengan orang lain, dan untuk melindungi kelompok mereka."

Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Applied Social Psychology. Peneliti menemukan kekuatan evolusioner yang menyebabkan perkembangan gosip berperan penting dalam kehidupan sosial melebihi ribuan tahun lalu.

Pada penelitian itu, lebih dari 220 siswa diminta menggambarkan pembicaraan terakhir kalinya tentang seseorang di belakangnya orang itu dan kemudian mengisi kuesioner tentang motif melakukannya.

Studi kedua yang melibatkan partisipan yang sama yang ditanya apakah partisipan ini akan bergosip tentang seseorang yang melalaikan berbagi pekerjaan ke kolega atau temannya.

Peserta yang memilih menggosipkan rekan-rekannya tentang orang yang suka melalaikan tugas juga lebih mungkin melindungi kelompoknya.

Penelitian ketiga dan terakhir melibatkan 123 siswa yang diminta membayangkan dengan sesama teman dari kursus atau seorang teman lama soal bergosip tentang orang lain.

Ketika orang berpikir kalau seseorang bergosip tentang orang yang melalaikan tugas dalam rangka melindungi kelompoknya, maka orang itu memandang tindakan bergosip kurang bermoral daripada dalam situasi lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.