Sukses

'Menjadi Terang di Tempat Gelap' untuk Para Difabel

Sekitar 6 juta penduduk Indonesia mempunyai kebutuhan khusus. Dengan program 'Menjadi Terang di Tempat Gelap', penyandang difabel diharapkan lebih percaya diri.

Penyandang difabel (differently-abled) bukan berarti tidak bisa apa-apa. Meski memiliki keterbatasan, para penyandang difabel mempunyai prestasi yang gemilang. Dengan program 'Menjadi Terang di Tempat Gelap', PLN ingin agar penyandang difabel lebih percaya diri dalam menunjukkan kemampuannya.

Dari data BPS 2009, sekitar 6 juta penduduk Indonesia mempunyai kebutuhan khusus. Sebanyak 1,7 juta tunanetra, 1,6 juta mengalami difable fisik, 1,2 penyakit kronis, 779 ribu difable mental, dan 603 ribu buta atau tuli.  Fakta itulah yang membuat PLN menciptakan program untuk orang berkebutuhan khusus yang mendorong partisipasi positif dalam dunia kerja.

PLN mengklaim, program ini dikembangkan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada para difabel menuju kemandirian. Selain itu juga menjadi sarana pembuktian bahwa komunitas difabel dapat bersinar dan berprestasi.

"Mereka harus diberikan akses untuk memperkuat kepercayaan dan kebanggaan diri mereka melalui akses pendidikan dan pekerjaan yang setara dan berdaya. Penyediaan akses pendidikan akan membuka peluang yang lebih luas bagi komunitas difabel untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Melalui program ini, kami mengajak masyarakat untuk berhenti mengeluh tetapi bertindak," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Senin (3/12/2012).

Dalam program ini, PLN ingin mewujudkan serangkaian pelatihan seperti memberikan pengetahuan baru kepada guru SD, rekrutmen difable untuk bekerja di PLN sebagai realisasi UU tenaga kerja, serta pelatihan entrepreneur kepada difable untuk mewujudkan kemandirian yang berdasar pada inovasi dan kreativitas.

Program ini sekaligus merupakan implementasi dari semangat peringatan International Disabled Day yang jatuh pada 3 Desember dan Millennium Development Goals yang fokus pada universal education, gender equality, dan environment sustainability.

Pengembangan program itu dilakukan berdasarkan riset sehingga materi yang diberikan benar-benar menjawab kebutuhan kaum difabel sesuai  kategori umur, tingkat pendidikan dan kualitas SDM.

"Sebagai awalan, program pemberdayaan akan kami fokuskan pada wilayah Indonesia Timur. Hal ini kami lakukan untuk memberi kesempatan berkarya kepada lebih dari 770.000 difable di Indonesia Timur demi Indonesia yang lebih baik," ungkap Adi Supriono, Sekretaris Perusahaan PLN.(MEL/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini