Sukses

Hindari Celana Ketat Cegah Vagina Berbau

Area genital wanita bisa memunculkan aroma yang tidak menyedapkan (bau). Untuk mencegahnya, kaum wanita sebaiknya menghindari mengenakan celana ketat.

Liputan6.com, Jakarta: Area genital wanita bisa memunculkan aroma yang tidak menyedapkan (bau). Biasanya, bau genital itu disebabkan kombinasi dari sekresi vagina, eccrine, dan apocrine dan sumber dari luar (urine, feses). Untuk mencegahnya, kaum wanita sebaiknya menghindari mengenakan celana ketat.

Seperti dikutip dari Health24, Rabu (14/11/2012), terkadang bau vagina tidak enak tapi sebenarnya normal. Ini disebabkan cairan vagina (Ms V) pada setiap wanita dewasa memiliki aroma yang agak apak. Bau ini juga dapat bervariasi selama siklus menstruasi.

Langkah-langkah di bawah ini bisa dicoba untuk menghindari Ms V wanita berbau:
  1. Hindari memakai celana ketat
  2. Sering mengganti celana dalam
  3. Basuh dengan pembersih non-sabun sekali atau dua kali sehari.
  4. Turunkan berat badan
Lantas seperti apa bau yang perlu diwaspadai?

Bau di area genital bisa disebabkan infeksi atau penyakit kelamin. Jika sudah mengkhawatirkan biasanya ditunjukkan dengan keputihan yang berlebihan, gatal (pruritus vulvae), dan rasa sakit serta nyeri. Bau busuk dari infeksi itu umumnya disebabkan:
  • Bakteri vaginosis (alasan yang paling umum untuk malodour genital, bau amis)
  • Trikomoniasis (Bau busuk ini hanya sekitar 20% dari perempuan yang terinfeksi)
  • Vulva ulserasi karena sebab apapun, terutama jika karena donovanosis atau chancroid
  • Keputihan yang berhubungan dengan penyakit radang panggul
  • Benda-benda asing yang tertinggal di tubuh seperti tampon, diafragma atau spons
  • Fistula atau lorong-lorong yang menghubungkan vagina dengan rektum atau kandung kemih setelah melahirkan, cedera atau pembedahan
  • Hidradenitis suppurativa.
Selain karena infeksi, bau genital sering dikaitkan non-infeksi yang menyebabkan vaginitis atau setidaknya penyakit vulva. Vulvovaginitis candida (infeksi selaput lendir vagina) dianggap sangat umum, namun kondisi itu menyebabkan bau yang dianggap tidak menyenangkan oleh kebanyakan wanita.

Keringat berlebihan khususnya berkaitan dengan obesitas juga bisa menimbulkan bau vagina. Begitu pula dengan sembelit kronis serta kembung atau faktor makanan yang menyebabkan pelepasan gas berbau dari dubur. Kemih inkontinensia yang melepaskan amonia dan tinja inkontinensia juga termasuk yang membuat genital wanita berbau.

Jika aroma dari genital semakin tidak mengenakkan, wanita harus menjalani pemeriksaan eksternal dan internal. Tes itu mungkin termasuk pH, vagina atau menyeka vulva untuk mikrobiologi dan terkadang biopsi kulit.Untuk pengobatannya, tergantung pada penyebab. Antibiotik harus diresepkan untuk infeksi yang sudah jelas.

Kaum wanita biasanya mengatasi aroma di area sensitifnya itu dengan menggunakan antiseptik, deodoran, atau douching. Namun jangan sampai berlebihan karena bisa mengiritasi vagina dan vulva. Jika kondisinya seperti itu berpotensi meningkatkan iritasi vulvitis dan menginduksi infeksi vaginitis.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.