Sukses

Siapa Multitasker Terbaik? Pria atau Wanita

Wanita kerap melakukan banyak tugas dalam satu kesempatan (multitasking). Mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah, memasak, berbicara telepon, dan masih banyak lagi. Namun benarkah perempuan yang menjadi multitasker terbaik?

Liputan6.com, New York: Wanita kerap melakukan banyak tugas dalam satu kesempatan (multitasking). Mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah, memasak, berbicara telepon, dan masih banyak lagi. Namun benarkah perempuan yang menjadi multitasker terbaik?

Sebuah penelitian dari Swedia ternyata menunjukkan justru pria adalah multitasker terbaik. Sebaliknya, tidak secuil bukti pun yang mendukung bahwa wanita sebagai multitasker terbaik. Prialah yang lebih baik dalam multitasking.

Penelitian itu dilakukan Timo Mantyla dari Stockholm University yang akan dipublikasikan dalam Psychological Science seperti dikutip dari Medicaldaily, Jumat (2/11).

Teori dari Mantyla mengungkapkan, kesuksesan multitasking didasarkan pada dua fungsi kognitif yang berbeda. Pertama, fungsi eksekutif yakni kemampuan untuk mengingat dan memperbaharui tujuan. Dan lainnya adalah fungsi ruang.

Sementara yang sedikit mengejutkan adalah multitasking seperti mengingat berapa lama lasagna dimasak ketika sedang mandi, sering bergantung pada koordinasi melakukan sesuatu hal dalam ruang waktu. Pria dianggap lebih baik pada penalaran spasial dibandingkan wanita, sehingga Mantyla percaya bahwa perbedaan dalam arena, bukan fungsi eksekutif, akan menjelaskan perbedaan gender.

Mantyla merekrut sejumlah pria dan wanita antara 19 hingga 40 tahun sebagai relawan. Peserta ditugaskan untuk memantau tiga mesin hitung digital dari layar. Mereka diminta untuk menekan bar ketika dua digit terakhir dari nomor yang ditampilkan pada alat hitung itu yakni 11, 22, 33, dan sebagainya, sementara dua digit terakhir dari nomor di alat hitung kedua adalah 20, 40, 60, dan sebagainya, dan dua digit terakhir dari nomor yang ditampilkan di alat hitung ketiga adalah 25, 50, 75, dan seterusnya.

Alat penghitung tidak terlihat pada saat yang sama, peserta perlu menekan tombol untuk melihat salah satu alat penghitung.

Pada saat yang sama, peserta harus melakukan tes nama. Nama akan muncul di layar dan relawan harus mengidentifikasi apakah itu nama yang sama dengan salah satu dari empat nama yang awalnya sudah diperlihatkan.

Kemudian, semua peserta mengambil tes kontrol eksekutif. Mantyla berteori bahwa mereka yang telah melakukan kontrol eksekutif dengan baik juga akan melakukannya dengan baik pada tes multitasking. Ternyata perhitungannya benar.

Pria lebih baik dibandingkan wanita pada tes multitasking, dengan membuat sedikit kesalahan sekitar 10 persen.

Kontrol eksekutif ternyata tidak sepenuhnya menjelaskan peningkatan kemampuan untuk multitasking, Mantyla melakukan percobaan yang sama dengan dua variasi. Peserta harus juga menyelesaikan tes penalaran spasial.
Perempuan juga diminta untuk mencatat persis di mana mereka berada di siklus menstruasi mereka.

Secara keseluruhan, pria multitasking yang lebih baik pada percobaan kedua. Tetapi perbedaan memudar tergantung di mana perempuan berada di siklus menstruasi mereka.

Jika wanita berada dalam fase luteal (masa setelah ovulasi) mereka, biasanya hari 14 sampai 28, laki-laki jauh lebih unggul. Tetapi jika perempuan menstruasi, mereka membuat perbedaan.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.