Sukses

Status Sosial Pengaruhi Anak Konsumsi Junk Food

Anak-anak balita biasanya senang jika diberikan makanan cepat saji alias junk food. Makanan yang tinggi kandungan lemak itu sebaiknya tidak dikenalkan ke anak-anak saat masih kecil.

Liputan6.com, London: Anak-anak balita biasanya senang jika diberikan makanan cepat saji alias junk food. Makanan yang tinggi kandungan lemak itu sebaiknya tidak dikenalkan ke anak-anak saat masih kecil.

Penelitian mengungkapkan junk food cenderung mengakibatkan anak-anak memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang makanan rumahan. Nutrisi yang diserap anak-anak bisa memberikan efek jangka panjang terhadap IQ mereka.

Penelitian dilakukan akademisi di Goldsmiths, University of London. Hasilnya, orangtua dengan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi sering memberi anak-anak mereka makanan segar. Hal itu positif untuk IQ mereka.

Sementara keluarga dari status sosial ekonomi rendah lebih banyak memberikan anaknya makanan cepat saji. Ini menyebabkan kecerdasan yang lebih rendah.

Itu terlihat dari 4.000 anak Skotlandia yang berusia tiga sampai lima tahun dengan membandingkan makanan cepat saji dengan makanan baru dimasak.

"Penelitian sebelumnya hanya melihat efek dari kelompok makanan tertentu bagi IQ anak, bukan pada jenis makanan," jelas Dr Sophie von Stumm, dari departemen psikologi di Goldsmiths, Kamis (4/10).

Stumm mengatakan temuannya menekankan perbedaan dalam makanan anak-anak juga terkait dengan masalah sosial. "Ibu dan ayah dari latar belakang kurang beruntung seringkali memiliki sedikit waktu untuk menyiapkan makanan yang dimasak untuk anak-anak mereka," katanya.

Penemuan serupa juga dibuat dalam sebuah penelitian di Australia yang diterbitkan pada Agustus. Mereka menemukan bahwa makan sehat dapat menddorong intelijen, balita yang diet minuman dan permen yang kurang cerdas saat mereka bertambah tua.

Menurut para peneliti dari University of Adelaide, pada usia delapan tahun, anak-anak  junk food memiliki IQ dua poin lebih rendah dibandingkan rekan-rekan mereka yang sehat.

Dan sebuah studi di Amerika yang diterbitkan dalam Jurnal Epidemiology & Community Health pada tahun 2010, menunjukkan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi junk food seperti pizza, keripik dan biskuit sebelum usia tiga cenderung memiliki IQ lebih rendah ketimbang anak-anak yang makan makanan rumahan dengan buah dan sayuran.

Para peneliti menduga efek negatif lebih awal mengonsumsi junk food tidak bisa bisa mengubah kebiasaan sehat di masa depan karena perkembangan otak terhambat.(Dailymail/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.