Sukses

Kebanyakan Main Gadget, Stroke Jadi Sahabat Kids Zaman Now

Pola hidup yang tidak sehat membuat meningkatnya penderita stroke di usia yang produktif.

Liputan6.com, Jakarta Gaya hidup yang buruk membuat generasi milenial atau kids zaman now rentan terkena stroke pada usia muda. Walaupun, sebagian besar penderita stroke masih merupakan usia tidak produktif.

"Untuk kasus stroke memang masih didominasi usia tua, tetapi persentase untuk umur 40 ke bawah semakin tahun semakin meningkat," kata dr Adin Nulkhasanah, Sps, MARS, Ketua Yayasan Indonesia Stroke Society.

Menurut Adin, salah satu faktor risiko stroke adalah hipertensi, diabetes, merokok, dan juga kurang olahraga.

"Jadi pola hidup yang tidak sehat inilah salah satu penyebabnya. Dilihat dari tren mengapa naik adalah karena orang banyak duduk, lebih senang main gadget daripada aktivitas di luar," kata Adin dalam acara Strike Back at Stroke beberapa waktu lalu di Jakarta, ditulis Selasa (27/2/2018).

Selain itu, generasi muda saat ini juga dianggap tidak terlalu memperhatikan penyakit-penyakit seperti hipertensi.

"Untuk usia muda seperti hipertensi tidak terlalu aware, (dianggap) masih muda juga kok," kata Adin.

Menurutnya, mereka yang sudah tua dan terkena hipertensi akan lebih tertib saat minum obat ketimbang mereka yang masih muda.

Adin menganggap bahwa pekerjaan menjadi salah satu faktor bagi mereka yang usia produktif. Mereka kurang memperhatikan hal-hal semacam itu.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4,5 Jam Harus Ditangani

Orang yang terkena stroke sendiri harus ditangani secepat mungkin

Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, dr Mursyid Bustami, SpS (K), MARS mengatakan, kurang dari empat setengah jam penderita stroke harus dibawa ke dokter. Itu pun apabila dia sudah mendapatkan obat terlebih dulu.

Mursyid melanjutkan, apabila sudah terkena stroke, maka tidak ada waktu lagi untuk mencari pertolongan. Satu-satunya cara adalah dengan segera membawa pasien ke rumah sakit.

"Tidak boleh ditunggu-tunggu. Waktu yang dimiliki hanya singkat sekali. Makin lama tertangani pasien itu, makin banyak bagian otak yang tidak mendapatkan nutrisi, makanan, oksigen, dan segala macam," jelas ahli saraf tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Stroke adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

    Stroke