Sukses

Ingin Susui Anaknya, Wanita Transgender Ini Hasilkan ASI Sendiri

Bagaimana bisa seorang wanita transgender hasilkan ASI?

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita transgender baru saja menjadi wanita transgender pertama di dunia yang berhasil menyusui bayinya sendiri.

Dilansir dari Women's Health, pada Sabtu (17/2/2018), kejadian ini dilaporan oleh Tamar Reisman dan Zil Goldstein, dua dokter di Center for Transgender Medicine and Surgery, New York City.

Seorang wanita transgender berusia 30 tahun datang ke klinik mereka untuk menanyakan bagaimana cara menyusui bayinya.

Pasangan wanita itu hamil namun tidak mau menyusui ketika bayinya lahir. Wanita tersebut berharap dokter dapat membantunya mencarikan cara untuk memberi makan bayi tersebut.

Sejak 2011, dia menjalani terapi hormon feminin. Selain itu, dia juga membuat payudaranya menjadi semakin berkembang.

Wanita itu mengkonsumsi obat yang meningkatkan produksi susu. Obat tersebut bernama domperidone. Seperti yang dilaporkan oleh New Scientist, Food and Drug Administration memperingatkan agar tidak menggunakan domperidone untuk meningkatkan laktasi. Ini terkait dengan kesehatan jantung dan keselamatan.

Namun, wanita ini menggunakannya dan memompa payudaranya seteiap lima menit setiap hari.

Setelah satu bulan pengobatan, dia mulai menghasilkan tetes susu. Dokter menaikkan dosis obat dan mempercepat jadwal pompanya. Setelah tiga bulan (beberapa minggu sebelum sang bayi lahir) wanita ini berhasil memproduksi delapan ons Air susu ibu (ASI) per hari.

Reisman dan Goldstein tidak pernah tahu tentang kasus yang serupa. Ini membuka kemungkinan besar bagi ibu transgender untuk bisa menyusui.

"Kami ingin mempersembahkan pasien kami dengan berbagai pilihan reproduksi. Dan ini selangkah lebih dekat," kata Reisman pada The Washington Post.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kandungan dalam susu

Menurut Madeline Deutsch, M.D., direktur layanan klinis di Center of Excellence for Transgender Health di University of California San Fransisco mengatakan, yang menurutnya kurang aman adalah kandungan dari susu wanita ini.

Deutsch, yang juga merupakan wanita transgender, mengatakan pada The Washington Post bahwa ada yang belum diketahui dari kandungan susu ini.

Dia masih mencari tahu apakah kandungan dalam susu ini pantas agar bayi bisa mendapat nutrisi yang dibutuhkannya atau tidak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.