Sukses

37 Persen Balita Cianjur Alami Stunting, Jokowi Akan ke Lokasi

Ada 210.750 balita di Cianjur, 35,7 persen di antaranya menderita stunting. Ini sudah melampaui batas WHO.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo akan mengunjungi Cianjur untuk meninjau penanganan penyakit stunting. Cianjur masuk daftar tertinggi nasional untuk penyakit ini, demikian penjelasan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Cianjur Teni Hernawati kepada wartawan, seperti dikutip dari AntaraNews, Senin (29/1/2018).

Teni mengungkapkan, stunting menjadi perhatian pusat karena secara nasional angkanya sudah 37 persen. Padahal, batas WHO untuk penyakit ini adalah 20 persen. Fakta itu membuat pemerintah pusat bergerak menekan jumlah stunting.

Apa itu Stunting?

Stunting adalah kondisi anak dengan tinggi badan lebih rendah dari standar usianya. Hal ini diakibatkan asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama sebagai dampak dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Menurut Teni, dari 210.750 balita di Cianjur, 35,7 persen di antaranya menderita stunting. Angka ini diketahui dari hasil pemeriksaan berat, tinggi dan kondisi bayi saat imunisasi dan program lainnya.

"Sebenarnya bisa saja lebih karena banyak orang tua yang tidak secara rutin menimbang berat dan mengukur tinggi anaknya di Puskesmas atau Posyandu," kata Teni.

 

Simak juga video menarik berikut :

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stunting bukan faktor keturunan

Cianjur menjadi salah satu kota yang masuk triwulan pertama penanganan stunting. Oleh karena itu, menurut Teni, Presiden Joko Widodo berencana turun langsung ke Cianjur untuk meninjau penanganan stunting.

"Informasi yang kami terima, antara pekan pertama atau kedua Presiden akan ke Cianjur. Nanti akan dibahas dalam rapat di provinsi. Rencananya, minggu ini Kementerian Kesehatan datang untuk memeriksa kesiapan di Cianjur," kata Teni.

Cianjur kini mendorong orang tua untuk sadar memenuhi asupan gizi saat anak masih dalam kandungan atau pascalahir, tepatnya selama 1.000 hari pertama kehidupan. Dalam masa emas itu, kurangnya gizi bisa membuat anak mengidap stunting.

Faktor keturunan dari keluarga yang bertubuh pendek, hanya 5 persen membuat anak bertubuh pendek, sedangkan asupan gizi yang kurang menjadi faktor yang lebih memengaruhi anak mengidap stunting.

"Tidak perlu makanan mahal untuk pemenuhan gizi, cukup makanan yang murah, tapi gizinya lengkap," kata Teni memberi kiat.

Teni menjelaskan, angka stunting yang cukup tinggi membuat Cianjur masuk 100 kabupaten dan kota yang diintervensi pemerintah pusat dalam penangangan stunting. Dari 1.000 desa yang menjadi perhatian khusus, sepuluh di antaranya ada di Cianjur.

"Ada 12 kabupaten/kota lainnya (di Jawa Barat) yang juga menjadi perhatian pusat dan bakal mendapat intervensi dalam penanganan," ucapnya.

(Ahmad Fikri/AntaraNews)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.