Sukses

Menkes Jawab Keraguan Masyarakat Akan Kualitas Vaksin

Menkes Nila Moeloek mengatakan imunisasi dasar yang dilakukan puskesmas itu gratis dan vaksin yang digunakan berkualitas.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek menegaskan imunisasi dasar yang dilakukan puskesmas itu gratis dan vaksin yang digunakan berkualitas. Hal ini Nila utarakan guna menjawab keraguan sebagian masyarakat tentang kualitas vaksin yang digunakan.

"Jadi, kalau yang gratis seolah-olah yang dikasih tidak bagus, padahal tidak begitu," kata Nila dalam Forum Diskusi Medan Barat beberapa saat lalu.

Imunisasi dasar seperti vaksinasi hepatitis B, BCG dan Polio sampai DPT diberikan gratis karena merupakan bagian dari program pemerintah. Vaksin tersebut dibeli oleh Kementerian Kesehatan demi melindungi kesehatan anak Indonesia.

"Biaya ini (program imunisasi dasar) merupakan anggaran pemerintah karena kami mau melindungi rakyat," kata Nila ditulis Rabu (17/1/2018).

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah pakai vaksin difteri buatan dalam negeri

Nila juga menanggapi masyarakat yang mengatakan kualitas vaksin dari pemerintah tidak bagus. Wanita yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia ini mengatakan untuk vaksin difteri misalnya, produk diambil dari perusahaan vaksin dalam negeri yang sudah diakui oleh dunia, yakni Bio Farma.

Bio Farma merupakan perusahaan 100 persen milik negara yang sudah mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara. Termasuk sekitar 50 negara Islam.

"Lha kalau enggak bagus, kok diterima di 136 negara," kata Nila di kesempatan itu.

Nila juga menanggapi efek samping usai vaksin difteri yang bisa menimbulkan rasa kemeng dan demam. Tidak hanya vaksin buatan Bio Farma yang menimbulkan efek tersebut, kata Nila, vaksin produsen lain juga sama.

"Ya semua vaksin difteri (bikin) kemeng. Tentu ada reaksi dari tubuh kita dari sesuatu yang dimasukkan," kata Nila lagi.

Ditambahkan oleh Satgas Imunisasi IDAI, efek pascaimunisasi seperti demam atau kemeng itu masih normal.

"Kadang-kadang bengkak sedikit, merah, nyeri, demam. Itu reaksi normal. Seperti kita makan cabai kepedasan atau sakit perut sedikit itu reaksi normal," katanya di kesempatan yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini