Sukses

Awas, Orang Dewasa Juga Bisa Kena Difteri

Identik dengan penyakit yang menyerang anak-anak. Namun, tahun ini ditemukan ada orang dewasa berumur 45 terkena difteri.

Liputan6.com, Jakarta Difteri bisa menyerang siapa saja tanpa pandang umur. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Subuh, menyampaikan usia tertua yang terkena difteri di 2017 berumur 45 asal Jawa Timur.

"Jadi, sebenarnya (difteri) itu tidak terbatas pada usia," kata Subuh di sela-sela Akselerasi Menuju Indonesia Bebas TB di Jakarta Pusat pada Senin (4/12/2017).

Pejabat Kemenkes ini menjelaskan umumnya yang terkena difteri anak berusia 5-9 tahun. Namun, ada beberapa faktor yang bisa membuat orang dewasa pun bisa terkena penyakit yang gejalanya mirip sekali dengan ISPA ini.

"Mungkin daya tahan tubuhnya menurun. Atau ada tetangga yang kena, dia pun ikut kena," kata Subuh.

Selain itu, Subuh juga menyampaikan difteri bisa terjadi kapan saja. Tidak terpangaruh oleh musim kemarau maupun penghujan. Terbukti, sepanjang 2017 ada laporan dari Januari sampai November.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gejala difteri

Gejala difteri adalah demam tidak begitu tinggi (sekitar 38 derajat Celcius), munculnya pseudomembran atau selaput di tenggorokan berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan.

Lalu, sakit saat menelan dan kadang2 disertai pembesaran kelenjar getah bening leher serta pembengakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck. Adakalanya disertai sesak napas dan/suara mengorok.

Bila mengalami kondisi di atas, segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk segera diketahui penyebabnya. Entah itu ISPA atau difteri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Difteri merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular dan bisa mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

    Difteri