Sukses

7 Hal Aneh yang Terjadi pada Tubuh Saat Cuaca Dingin

Berikut hal-hal di luar dugaan yang terjadi pada tubuh saat cuaca dingin

Liputan6.com, Jakarta Di tanah air, musim hujan sudah tiba. Sedangkan di belahan dunia lain, musim dingin pun telah dimulai. Ini artinya suhu udara di beberapa negara akan jadi lebih dingin. 

Perubahan suhu cuaca juga berpengaruh pada tubuh dan pikiran, menurut Dr Albert Ahn, instruktur klinis bidang penyakit dalam di NYU Langone Health. Perubahan ini perlu diperhatikan agar kesehatan Anda bisa tetap terjaga.

Berikut hal-hal di luar dugaan yang terjadi pada tubuh saat cuaca dingin, melansir laman Huffington Post, Jumat (17/11/2017).

1. Tubuh lebih banyak membakar kalori

Riset menunjukkkan, kadar metabolisme basal Anda--atau seberapa banyak kalori yang Anda bakar dengan berdiam diri--sedikit meningkat saat suhu udara lebih dingin. Ini karena tubuh Anda bekerja esktra untuk menjaga kehangatannya. Meski begitu Ahn mengingatkan untuk tidak hanya bergantung pada fakta tersebut untuk menurunkan berat badan.

"Perbedaannya tidak terlalu berbeda, tapi Anda memang cenderung membakar lebih banyak kalori ketika tubuh tengah mencoba untuk tetap hangat," jelas Ahn.

2. Jari tangan menyusut

Coba perhatikan, apakah jemari Anda tampak menyusut saat musim dingin?

"Cuaca dingin cenderung membuat pembuluh darah menyempit untuk menjaga panas dan temperatur tubuh," jelas Ahn.

Artinya, dalam kondisi ekstrem, aliran darah Anda jadi lebih sedikit sehingga menyebabkan jemari terlihat menyusut.

Sebaliknya, ketika cuaca panas, jemari tangan dan kaki akan cenderung membesar. 

 

 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nyeri ekstra dan gangguan penglihatan

3. Mengalami nyeri ekstra

Pada kondisi ekstrem, beberapa orang mengalami penyakit Raynaud. Penyakit ini membuat beberapa bagian tubuh mati rasa dan kedinginan akibat cuaca dingin atau stres, Ahn menjelaskan. Kondisi ini biasanya terjadi di area seperti tangan, kaki, dan telinga. Penyebabnya, pembuluh arteri kecil yang menyulpai darah ke kulit jadi sangat mengerut saat merespons cuaca dingin.

"Itu tidak berbahaya, tapi bisa sangat tak menyenangkan atau menyakitkan," ujar Ahn.

Perubahan gaya hidup seperti mengenakan pakaian yang tepat serta menghindari paparan udara dingin terlalu lama bisa meredakan gejala penyakit tersebut.

4. Penglihatan Anda mungkin terganggu

Paparan suhu udara dingin terus-menerus seperti cuaca berangin atau bersalju bisa memengaruhi indra penglihatan, jelas para ahli. Pantulan cahaya matahari pada serpihan atau gundukan salju juga berisiko menyebabkan kornea mata cedera atau terbakar. Pastikan Anda menggunakan pelindung mata ketika beraktivitas di alam terbuka yang bersalju.

5. Wajah memerah

Jika ujung hidung atau pipi tiba-tiba memerah setelah terpapar udara dingin ini karena darah di area tersebut dialirkan kembali ke area yang lebih vital seperti jantung dan paru. Setelah tubuh jadi lebih hangat, darah akan kembali ke lokasinya semula.

3 dari 3 halaman

Risiko serangan jantung dan mood buruk

6. Berisiko terkena serangan jantung

Risiko serangan jantung biasanya lebih mengintai individu dewasa dan mereka yang memiliki risiko jantung. Meski begitu, Ahn tetap memperingatkan semua individu.

"Risiko ini meningkat bukan hanya saat Anda bekerja keras membersihkan tumpukan salju di halaman rumah. Ketika tubuh berusaha mempertahankan panas, terjadi peningkatan tekanan di jantung. Jantung harus bekerja lebih keras memompa darah. Ini juga sedikiy meningkatkan tekanan darah," jelas Ahn.

Ahn merekomendasikan untuk menerapkan gaya hidup sehat dan mewaspadai gejala serangan jantung.

7. Mood buruk

Mood buruk saat musim dingin atau "winter blues" memang nyata. Suhu udara yang menurun membuat matahari tak bersinar lama. Cuaca seperti ini juga memengaruhi mood karena tubuh kekurangan vitamin D, jelas Ahn. Kondisi ini bervariasi dari sedang hingga parah, dan kerap dikenal dengan depresi yang terkait dengan bulan-bulan musim dingin.

Ahn menyarankan agar banyak berolahraga dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendapatkan paparan sinar matahari. Suplemen vitamin D juga sangat membantu mengatasi masalah mood terkait musim dingin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.