Sukses

Ngeri, Iklan Batuk Perokok Ada Pasien Kanker dengan Leher Bolong

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) baru saja meluncurkan iklan layanan masyarakat (ILM) dengan model korban penyakit akibat rokok.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) baru saja memutar sebuah iklan layanan masyarakat (ILM) tentang bahaya rokok di sejumlah stasiun teve nasional. Mengangkat tema "Batuk Perokok", ILM yang juga tayang di bisokop tanah air ini menampilkan cuplikan gambar asli dari beberapa korban yang menderita penyakit akibat rokok.

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI, dr Eni Gustina, MPH, mengatakan batuk seorang perokok tidak hanya menandakan rusaknya paru-paru. "Batuk seorang perokok itu adalah tanda rusaknya seluruh tubuh," ujarnya dalam Media Discussion Kampanye Iklan Layanan Masyarakat "Batuk Perokok" di Gedung Kemenkes RI, ditulis Rabu (6/9/2017).

Video berdurasi 30 detik ini menunjukkan sejumlah potret individu yang sakit akibat rokok. Pertama, Richard Maradona (35) yang harus menjalani operasi torakoskopi dan torakotomi akibat penyakit paru-paru. Dalam video tersebut ditampilkan secara jelas dan asli potongan gambar proses operasi yang dijalani Richard.

Di pertengahan video Batuk Perokok, Anda akan melihat Cecep Sopandi (40) yang kehilangan ibu jari kakinya akibat penyakit buerger. Penyakit pembuluh darah ini dapat menyerang pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam. Tak jarang penderitanya adalah seorang perokok.

Kanker laring membuat leher bolong

Meski iklan ini cukup pendek, tapi Anda juga akan menyaksikan cuplikan gambar dari Edison Poltak Siahaan (78) yang menderita kanker laring (kotak suara) dan harus kehilangan pita suaranya. Dalam video Anda bisa melihat di bagian tengah leher Edison yang bolong, karena dilubangi sebagai pengganti fungsi hidung untuk bernapas.

Kemenkes RI sengaja membubuhkan potret asli para korban penyakit akibat merokok. Diharapkan dengan model yang nyata ini dapat membuat para perokok yang melihatnya segera berhenti merokok. Eni juga berharap penayangan ILM ini pada akhirnya akan menggugurkan orang-orang yang berniat merokok.

Di akhir video, Kemenkes RI mencantumkan nomor telepon (tidak berbayar), sebagai pelayanan konseling untuk membantu para perokok berhenti merokok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.