Sukses

Diet Putri Tidur, Terlelap 20 Jam agar Tak Makan

Liputan6.com, Jakarta Tak ada orang yang makan saat tidur. Itulah yang menjadi ide utama munculnya Diet Putri Tidur (Sleeping Beauty Diet). Cara menurunkan berat badan yang semakin populer ini mendorong pelakunya minum obat penenang agar tidur 20 jam sehari dan melewatkan makan.

Entah apakah Diet Putri Tidur ini termasuk diet sebenarnya, karena tidak ada makanan yang harus dihindari. Pelaku diet hanya lebih banyak tidur sehingga sedikit makan.

Penggagas diet ini mengklaim, metode penurunan berat badan yang kontroversial juga memanfaatkan kemampuan tubuh kita untuk mengatur metabolisme melalui tidur, yang mempercepat penurunan berat badan. Namun, belum banyak sains yang mendukung teori ini, dan kalaupun ada, risiko menjalani diet ekstrem ini masih lebih besar dibanding manfaatnya.

Ada hal yang paling membahayakan dengan Diet Putri Tidur ini, yaitu karena menggunakan obat penenang, yang paling sering benzodiazepin seperti diazepam (Valium) dan alprazolam (Xanax), untuk memaksa otak agar lebih lama tidur dibanding yang dibutuhkan. Tidak peduli seberapa lama Anda menikmati tidur, tidak mungkin Anda bisa melakukannya secara alami selama 20 jam tanpa menggunakan obat.

Kondisi itulah yang memungkinkan munculnya risiko overdosis hingga kecanduan, yang sangat sulit untuk dilawan.

"Jika orang harus mengandalkan obat untuk tidur--terutama obat-obatan seperti benzodiazepin--itu membuat Anda kecanduan," kata Dr. Tracey Wade, seorang profesor di Flinders University School of Psychology, mengatakan kepada VICE dan dikutip Odditycentral, Selasa (18/7/2017).

Selain itu, kelamaan tidur bisa memengaruhi kehidupan sosial dan kesehatan mental Anda. Apabila Anda kelamaan tidur, Anda menjadi semakin terisolasi dan depresi cenderung terjadi setelah beberapa saat.

"Kita tahu depresi juga memicu gangguan makan. Kedengarannya seperti itu, sebenarnya bakal mendorong orang-orang lebih kuat masuk ke dalam lingkaran setan yang menyebabkan kekacauan makan," kata Dr Wade.

Diet Putri Tidur tampaknya telah berlangsung selama beberapa dekade. Referensi pertama itu dapat ditelusuri pada tahun 1966, di dalam novel terlaris Jacqueline Susann, Valley of the Dolls, ketika para protagonis mengonsumsi obat penenang dan memeriksa diri ke "klinik tidur Swiss" untuk menurunkan berat badan. Bahkan, kabarnya Elvis Presley menggunakannya pada tahun 70-an, saat dia harus menyesuaikan kostum ikonnya.

Dr. Wade mengakui Sleeping Beauty Diet mungkin tampak mudah dan menarik, terutama bagi seseorang yang sudah depresi dan terjebak dalam lingkaran setan dari gangguan makan, tapi hasilnya tidak mungkin sama seperti yang mereka pikirkan.

"Ini seperti diet rendah kalori, yang memperlambat metabolisme. Tubuh akan menuntut lebih banyak makanan dan kemungkinan besar pesta makan," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.