Sukses

Remaja Berotak Cerdas Lebih Mudah Tergoda Alkohol dan Ganja

Studi mengungkap fakta unik soal remaja di Inggris yang nilainya bagus, tapi justru rentan mengonsumsi alkohol dan ganja.

Liputan6.com, London- Pemikiran banyak orang pada umumnya adalah remaja yang berhasil mendapatkan nilai tes tinggi kemungkinan sangat kecil untuk mencoba--atau lebih parah-- mengonsumsi alkohol dan narkoba.

Ini lantaran skor tinggi kerap dijadikan simbol kecerdasan otak, yang mana dianggap sulit atau tidak mungkin dimiliki seorang anak remaja jika ia menggunakan zat-zat beracun yang dapat merusak fungsi dan kinerja otak.

Terlebih, remaja yang mendapatkan skor bagus atau tergolong pintar biasanya dianggap lebih sering menghabiskan waktu belajar dan tidak punya waktu untuk melakukan aktivitas lain, khususnya yang bisa mengancam kecerdasan otaknya.

Namun, faktanya tidak seperti itu di Inggris. Melansir CNN, Rabu (15/3/2017), studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal tahun 2014 lalu membuktikan bahwa remaja Inggris yang nilai tesnya tinggi lebih mungkin mengonsumsi alkohol dan merokok ganja dibandingkan dengan remaja Inggris dengan hasil tes rendah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Empat teori utama

Namun kendati lebih mungkin tergoda alkohol dan ganja, kemungkinan merokoknya lebih kecil. Jadi, apa alasan di balik ketertarikan khusus remaja berotak cerdas di Inggris terhadap alkohol dan ganja?

“Penelitian kami membuktikan beberapa teori. Salah satunya adalah, remaja berotak cerdas lebih tergerak otak dan jiwanya untuk melakukan eksperimen terhadap suatu hal lantaran rasa penasarannya tinggi,” ucap James Williams dan Gareth Hagger-Johnson, penulis studi di University College London.

Teori kedua, kemampuan kognitif remaja berotak cerdas di Inggris memotivasi diri mereka untuk lebih terbuka terhadap pengalaman baru. Jadi bukan hanya sekadar bereksperimen karena penasaran, tetapi bisa juga karena mereka ingin memaksimalkan kepintaran otak mereka dengan menambah ilmu lewat pengalaman baru.

“Ketiga, rasa bosan akibat kurangnya aktivitas di sekolah yang dapat menstimulasi mental juga dinilai sebagai faktor yang memungkinkan remaja di Inggris mengonsumsi alkohol dan ganja,” kedua peneliti lanjut menjelaskan.

Teori terakhir yang disimpulkan oleh para peneliti adalah, remaja berotak cerdas di Inggris kemungkinan besar ingin dipandang tidak hanya pintar, tapi juga keren, berpengalaman dan berani melakukan hal yang menantang.

“Teori terakhir ini berlaku pada kalangan remaja khususnya yang tengah berusaha mengambil hati orang yang lebih tua atau ingin merasa lebih diterima serta diperlakukan layaknya orang dewasa,” sambung keduanya.

3 dari 3 halaman

Hasil survei

Melalui survei terhadap 6 ribu siswa dan siswi di sejumlah sekolah negeri dan swasta seantero Inggris selama satu dekade, yaitu dari tahun 2004 hingga 2014, peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa mereka yang cerdas dengan nilai skor tinggi lebih mungkin mengonsumsi alkohol dan ganja dibandingkan dengan yang nilainya biasa saja atau di bawah rata-rata.

Peneliti memberikan kuesioner rutin setiap tahunnya kepada siswa dan siswi dengan kisaran usia 13 hingga 20 tahun. Kuesioner berisikan pertanyaan terkait pengonsumsian dan pandangan mereka terhadap rokok, alkohol dan ganja.

Di tahun pertama, 12 persen remaja usia 14 tahun yang otaknya cerdas mengaku sudah mulai rutin merokok, 23 persen mengonsumsi alkohol dan 17 persen merokok ganja. Satu dekade kemudian, 4 persen mengaku merokok, 6 persen mengonsumsi alkohol dan 9 persen merokok ganja.

Meski penurunannya sangat drastis, perlu disadari bahwa presentase pengonsumsian alkohol dan ganja masih lebih tinggi dibandingkan dengan merokok untuk kalangan remaja Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.