Hidup Perawat Debra Berubah Setelah Didiagnosis Diabetes Akut

Liputan6.com, New York, Amerika Serikat Setelah menjalani perawatan kesehatan, Debra Johnson, 54, belajar menerima kondisi tubuhnya. Ia didiagnosis menderita diabetes akut tipe 2. Pukulan berat tersebut termasuk beban berat baginya. Ia hanya duduk di mobil di tempat parkir rumah sakit sambil menangis.

"Aku hanya menangis, menangis, dan menangis," tutur perawat yang sudah mengabdikan dirinya selama 34 tahun di Rumah Sakit Northern Westchester, New York, Amerika Serikat.

Diabetes akut yang dideritanya bertipe 2 yang akan berujung pada kerusakan jantung, ginjal, mata, dan saraf pada pasien. Diabetes itulah yang harus menyebabkan kedua kaki kakak kesayangannya sendiri diamputasi akibat kondisi yang makin parah.

"Ini adalah panggilan jiwa. Aku takut mati. Aku tahu harus melakukan sesuatu untuk mengambil kendali hidup. Cepat atau lambat kalau aku tidak melakukan sesuatu, diabetes itu akan mengambil kendali hidupku," lanjutnya.

Debra mulai melakukan program diet diabetes yang menghindari makanan cepat saji (junk food), cokelat, dan soda. Ketiga makanan itulah yang biasa ia makan. Tak heran, berat badannya akan bertambah 1 kilogram tiap 3 bulan.

Diabetes Naik

Diabetes Naik

Ketika Debra diperiksa pada bulan berikutnya, kadar diabetesnya melejit drastis. Akibat kadar diabetes yang tinggi, ia menyadari pola makan yang dijalaninya harus dibatasi. Ia mengharapkan berat badan menurun sampai 15 kilogram.

Debra menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sesama perawat di rumah sakit yang menyadari betapa berharganya kesehatan. Rekan-rekan sesama perawat memahami kondisi Debra. Bahkan 1 dari 4 perawat yang usianya lebih dari 65 tahun terkena  diabetes akibat makanan yang tersedia di era Baby Boomers.

Baby Boomers adalah generasi yang marak makanan cepat saji, bergula, sereal, dan makanan kemasan. "Di zaman kita dulu, Anda duduk makan Cap 'n' Crunch atau buah untuk sarapan. Sekarang kita lebih sadar soal diet. Jadi, ada pilihan makanan sehat pada menu di kafe atau restoran," ungkap Debra.

Ia bertekad melakukan diet untuk mengurangi makan makanan bergula. Namun, Dr Jeffrey Powell, kepala divisi endokrinologi di Rumah Sakit Northern Westchester di Mount Kisco mengatakan, jika hanya terfokus pada makanan bergula saja, maka hasilnya tidak maksimum.

"Lebih baik untuk mengubah kebiasaan makan yang buruk sebelum Anda memeriksakan diri kadar diabetes," kata Dr Jeffrey.

Ia menyarankan pasien yang menderita diabetes untuk melakukan pengobatan secepatnya dengan pil atau suntik insulin.

Gaya Hidup dan Diet

Gaya Hidup dan Diet

Melansir dari laman The Journal News, Minggu (13/11/2016), perawatan kesehatan baru-baru ini mengumumkan, ada penyedia Program Pencegahan Diabetes pro-aktif berdasarkan gaya hidup dan pembinaan diet.

Pada tahun 2018, penduduk AS dinilai berpotensi terkena diabetes. Para penderita diabetes akan menerima perawatan tanpa biaya selama 16 jam, baik itu dalam jangka mingguan, bulanan atau tahunan. Program itu menanamkan gaya hidup dan pola makan yang lebih baik.

Inisiatif pengobatan anti-diabetes nasional ini dimulai dalam program di YMCA (Young Men's Christian Association) yang akan ditujukan pada 8 negara.

"Inti dari diabetes tipe 2 adalah berat badan. Orang-orang yang punya riwayat keluarga diabetes perlu dibantu dengan cara ini. Gaya hidup merekalah yang akan menentukan tingkat diabetes.

Semakin Anda makan dengan pola makan benar dan menjaga berat badan turun, diabetes bisa dikendalikan," jelas Dr Alan Dresner, ketua endokrinologi di Rumah Sakit Nyack.

Dr Alan juga menyarankan, para penderita diabetes sebaiknya membicarakan hal ini dengan dokter soal riwayat keluarga. Tiap kenaikan atau penurunan berat badan dilaporkan kepada dokter masing-masing.