Sukses

10 Trik Hadapi Anak Tantrum

Menghadapi anak yang tengah tantrum memang bukan perkara mudah.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian anak mudah mengalami tantrum, terutama anak yang hiperaktif, moody, atau tak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Bagi sebagian balita, tantrum adalah cara untuk melepaskan perasaan frustrasi mereka dan menguji apakah Ibu akan membelikan mereka mainan jika berulah.

Kondisi lelah atau lapar bisa menyebabkan anak tantrum. Meminta mereka melakukan sesuatu ketika anak tengah asyik dengan aktivitasnya juga bisa memicu tantrum.

Menghadapi anak yang tengah tantrum memang bukan perkara mudah. Berikut 10 cara mengatasi anak tantrum, dilansir dari laman FamilyEducation, Minggu (6/11/2016):

1. Tetap tenang

Saat anak Anda mulai berteriak, menendang, atau menunjukkan perilaku tak menyenangkan lainnya, cobalah untuk tetap tenang. Anak Anda telah kehilangan kontrol diri, dia perlu Anda untuk tetap tenang.

2. Jangan berteriak

Anda mungkin tergoda untuk membalas teriakan anak dengan bentakan. Tapi ini tidak efektif dan hanya akan memicu anak bertingkah lebih parah. Teriakan atau bentak Anda hanya akan membuat tantrumnya bertahan lebih lama.

3. Tak perlu memberi alasan

Tak perlu repot menjelaskan apa pun pada anak ketika ia sedang tantrum. Anak cenderung tak mampu mendengarkan alasan ketika sedang dalam luapan emosi tantrum.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Abaikan tantrumnya

4. Abaikan tantrumnya

Anda sebaiknya mengabaikan kondisi tantrum Anak hingga mereda dengan sendirinya, kecuali dia akan menyakiti diri sendiri atau merusak barang-barang. Bila kehadiran Anda sepertinya menambah parah kondisi tantrum, atau Anda merasa kesal dan tak tahan, sebaiknya tinggalkan ruangan.

5. Hindari memperpanjang tantrum

Coba untuk hindari memperpanjang tantrum dengan membujuk, meminta, atau menyuruh anak Anda untuk mengontrol diri. Bila Anda membolehkan kondisi itu membesar, sama saja Anda memberi ruang pada anak untuk membesar-besarkan masalah. Alih-alih mengatasi tantrum, hal itu malah hanya akan memicu hal yang sama di kemudian hari.

6. Komunikasikan kemarahan Anda

Ketika kondisi tantrum pada anak mulai mereda, jelaskan padanya bahwa tingkahnya membuat Anda marah (bila Anda benar-benar marah). Katakan, Anda tak ingin berada di ruangan yang sama dengannya bila dia kehilangan kontrol dan Anda marah padanya. Sekali lagi, perjelas bahwa Anda tetap mencintainya walaupun Anda marah.

7. Bertingkah konyol

Jika Anda perlu menghentikan tantrum pada anak secara cepat, cobalah bertingkah konyol atau wajah lucu padanya. Beberapa anak akan berusaha mengatasi amarahnya, tapi tak akan mudah dilakukan.

Meski anak Anda mungkin belum bisa menghentikan amarahnya, setidaknya dia akan tertawa. Tantrum akan hilang dengan sendirinya.

 

3 dari 3 halaman

Jangan menyerah

8. Jangan menyerah

Jangan membujuk anak tantrum dengan sogokan atau menyerah pada keinginan anak hanya agar dia berhenti merajuk. Jika Anda menuruti tantrumnya, ini akan membuatnya terbiasa melakukan tantrum. Setiap ingin sesuatu, anak akan tantrum.

Tak perlu membelikannya permen hanya karena dia merajuk. Sebaliknya, coba tunjukkan bahwa tantrum tak memberi pengaruh apa pun dan tak akan mengubah keputusan Anda.

9. Jangan hukum anak  

Tantrum tak perlu memiliki konsekuensi, positif atau pun negatif. Alasannya sederhana, tantrum harus diatasi seperti mengendarai kendaraan. Anda perlu bertindak santai dan melunak pada anak selama sedetik, tapi lalu kembali ke track dan kecepatan Anda. Dengan demikian, anak tak akan memiliki daya untuk mengendalikan Anda.

Bila anak Anda tengah kehilangan kendali, artinya dia memang berada di  luar kendali. Bagi anak, tantrum bisa jadi menakutkan dan cukup melelahkan tanpa perlu Anda menambah hukuman untuknya.

10. Lakukan dengan aman

Jangan pernah meninggalkan anak terkunci dalam ruangan untuk mendisiplinkan atau menenangkan kondisi tantrum pada anak. Hal itu tak hanya memicu perasaan dikucilkan atau histeria, tetapi juga tak mungkin bagi anak untuk menyadari kesalahannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini