Sukses

Hati-Hati, Wanita Muda dan Langsing pun Berisiko Idap Diabetes

Selama ini kita mungkin cenderung berpikir, diabetes akan terjadi pada seseorang dengan obesitas.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini kita mungkin cenderung berpikir, diabetes hanya akan terjadi pada seseorang dengan obesitas. Padahal, dalam beberapa kasus yang ada, beberapa wanita langsing dan muda juga mengalami diabetes tipe 2.

Seperti penuturan Stephanie Yi (29), wanita ini memiliki tubuh ideal. Berat tubuhnya 54 kilogram dengan tinggi sekitar 154 cm. Untuk mendapatkan tubuhnya, Yi mengatakan selalu rutin konsumsi salad bayam walaupun ia menyukai makanan manis.

Hingga dua tahun lalu, kisahnya seolah menjadi mimpi buruk. Dia mengalami kelelahan kronis, bahkan untuk masuk kampus saja rasanya lesu. Awalnya, dokter menduga dia mengalami ketidakseimbangan tiroid. Namun tes darah beberapa hari kemudian menunjukkan, dia menderita prediabetes dan berisiko tinggi mengidap diabetes tipe 2.

"Aku hanya tertegun. Setiap orang tentu menghindarinya dan aku telah melakukan hidup sehat sebisaku," katanya, seperti ditulis Dailymail, Selasa (30/8/2016).

Hal serupa juga dialami Corinne Waigand (30). Dia secara teratur melewatkan sarapan mengonsumsi sejenis minuman ringan berkarbonasi, Mountain Dew, sebagai pengganti makan siang. Seusai kuliah, ia memanjakan dirinya dengan makan kue, pasta, keripik dan semua makanan ringan di pesta teman-temannya. Meski begitu, tubuhnya tetap ramping.  Dia memiliki berat 74 kilogram dengan tinggi sekitar 170 cm.

"Sedari kecil, aku tak pernah gemuk, apalagi obesitas. Tetapi kebiasaan aku sepertinya justru menyebabkan tingginya produksi insulin," ungkapnya.

Corinne didiagnosis diabetes tipe 2 dua tahun lalu. Seperti Stephanie, dia kaget. "Saya tidak cocok dengan deskripsi fisik seseorang dengan tipe 2. Aku punya beberapa kebiasaan makan yang buruk, tapi itu tidak mencerminkan tubuh saya."

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC) memperkirakan, satu dari sembilan orang dewasa memiliki diabetes. Dan risiko penyakit ini akan terus berkembang. Bahkan pada 2050 diprediksi satu dari tiga orang akan menderita diabetes.

Yang paling mengejutkan, jumlah rawat inap terkait diabetes di usia 30-an terus meningkat di mana wanita 1,3 kali lipat lebih banyak ketimbang laki-laki. Jumlah prediabetes juga meninggi atau sekitar 65 juta--naik dari 57 juta pada 2007. 

 

(Faktor genetik)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Faktor Genetik

Faktor genetik

Penasihat klinis Diabetes UK, Natasha Marshland, mengatakan, meskipun diabetes tipe 2 berhubungan dengan kelebihan berat badan, beberapa orang memiliki kondisi genetik pre-disposisi.

"Jika ayah atau ibu Anda telah mengidap diabetes tipe 2, maka Anda juga memiliki risiko yang sama sebesar 15 persen-- terlepas dari berat badan Anda," katanya.

Tapi masalah lain muncul, kali ini semakin jelas orang yang relatif ramping didiagnosis menderita tipe 2 akibat lemak visceral, lemak tersembunyi yang terletak di sekitar jantung, hati, ginjal dan pankreas. Lemak ini dapat menyebabkan resistensi insulin-- ketika insulin tidak digunakan secara efektif-- yang pada gilirannya, dapat menyebabkan diabetes tipe 2. 

Di sisi lain, ahli pencitraan molekul, Jimmy Bell, gelar M.D., mempelajari kondisi yang dia sebut TOFI (tipis di luar, lemak di dalam). Kondisi ini hampir tidak terdeteksi dari penampilan seseorang. 

"Banyak wanita mengabaikan olahraga dan mengatur berat badan melalui pilihan makanan saja karena terobsesi diet. Ternyata, berkeringat adalah kunci dalam menurunkan gula darah, karena bahkan olahraga ringan menyebabkan otot untuk menyedot glukosa hingga 20 kali tingkat normal (olahraga teratur juga satu-satunya cara untuk meluruhkan lemak visceral)," kata Bell.

Bahkan para ilmuwan hingga kini masih bekerja secara spesifik meneliti mengenai hal ini. Tapi Joslin Diabetes Center di Harvard Medical School mencatat, jika kedua orangtuanya memiliki diabetes tipe 2, seorang wanita memiliki kesempatan 50 persen untuk mendapatkan itu. Dan jika kedua orangtuanya dan saudara kandung memilikinya, dia berisiko empat kali lipat mengidap diabetes). Mengapa? Ada kemungkinan bahwa jenis berat badan normal pasien mewarisi gen yang mempengaruhi cara tubuh mereka menangani lemak.

National Institutes of Health menulis, definisi diabetes tipe 1 dan tipe 2 kini terlalu samar. Banyak orang dewasa menunjukkan gejala keduanya. Namun Anda harus memeriksakan diri bila mengalami gejala-gejala seperti haus ekstrem, penglihatan kabur, gula darah tinggip.

"Kebanyakan dokter tidak menguji diabetes kecuali pasien mengalami obesitas," kata ahli endokrin, Nicola Abate, M.D., dari University of Texas.

Dia menambahkan, perempuan bisa berisiko TOFI bila terlalu berlebihan mengonsumsi junk food dan semua makanan yang disebut "sehat" namun memiliki gula tersembunyi seperti sereal atau minuman bervitamin. Makanan ini cenderung dikemas dengan sirup jagung tinggi fruktosa, yang menyimpan gula menjadi lemak visceral. Jadi dapatkan gula hanya hanya dari karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dan makanan yang tidak diolah seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Studi juga menunjukkan, hanya 30 menit berjalan cepat setiap hari bisa memangkas risiko diabetes tipe 2 sebesar 58 persen, bahkan berlaku untuk orang yang sudah prediabetik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini