Sukses

6 Makanan yang Berpotensi Menyebabkan Keracunan

Bekerja selama 20 tahun mengurusi masalah hukum terkait keracunan makanan membuat Bill Marler menghindari mengonsumsi beberapa jenis makanan

Liputan6.com, Jakarta - Bekerja selama 20 tahun mengurusi masalah hukum terkait keracunan makanan membuat Bill Marler menghindari mengonsumsi beberapa jenis makanan.

Pengacara yang mengajukan kasus penyebaran bakteri E.coli dan norovirus dalam Chipotle di Amerika Serikat ini memberi tahu Business Insider Inggris makanan apa saja yang tak akan dimakannya, seperti dilansir dari Independent, Senin (15/8/2016):

1. Tiram mentah

Marler mengatakan dia telah melihat banyak kasus keracunan makanan yang dikaitkan dengan sajian kerang-kerangan selama lima tahun terakhir dibandingkan dua dekade sebelumnya. Penyebabnya adalah suhu air yang menghangat.

Pemanasan air global menyebabkan berkembangnya mikroba dan hal ini mengakibatkan mereka yang mengonsumsi makanan jenis kerang-kerangan jatuh sakit.

2. Buah atau sayuran yang baru dipotong atau dicuci

Menurut Marler, dia menghindari sayuran dan buah yang baru dipotong. Alasannya semakin banyak orang yang ikut memproses dan menyiapkan makanan tersebut maka kemungkinan buah atau sayur terkontaminasi semakin besar.

3. Kecambah mentah

Selain adanya bakteri E.coli dalam Chipotle, ternyata bakteri yang sama berserta salmonela ikut hinggap di kecambah.

"Ada banyak orang keracunan yang tidak memerhatikan risiko terkontaminasinya kecambah," ujar Marler.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4-6

4. Daging mentah

Marler tidak akan memesan steak setengah matang. Menurutnya, daging merah harus dimasak dalam suhu 160 derajat untuk membunuh bakteri seperti E.coli atau salmonela.

5. Telur mentah

Begitu pula dengan telur. Marler mengatakan risiko keracunan makanan dari telur mentah memang lebih rendah dibandingkan 20 tahun lalu. Namun dia enggan mengambil risiko.

6. Jus dan susu yang tidak dipasteurisasi

Ada beberapa pendapat yang mengatakan proses pasteurisasi menghabiskan nilai gizi minuman. Tapi menurut Marler pasteurisasi tidaklah berbahaya, sedangkan minuman yang tak dipasteurisasi kemungkinan berbahaya. Melewatkan proses tersebut artinya meningkatkan risiko kontaminasi oleh bakteri, virus, dan parasit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.