Sukses

Terkuak, Penyebab Nyeri Saat Haid

Para ahli baru-baru ini menemukan jawaban terkait penyebab rasa nyeri hebat yang dialami perempuan saat haid.

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 80 persen perempuan yang mengalami haid atau menstruasi mengatakan pernah merasakan pra menstruasi syndrome ( PMS) dengan gejala seperti sakit perut, migrain, kembung, nyeri pinggang, nyeri pada payudara, mual dan lesu. Bahkan beberapa perempuan selalu mengalami masalah serius menjelang menstruasi seperti nyeri haid yang hebat, seperti dikutip dari Independent, Selasa (28/6/2016).

Para ahli baru-baru ini menemukan jawaban terkait penyebab rasa nyeri hebat yang dialami perempuan saat haid. Penelitian menunjukkan PMS disebabkan oleh peradangan akut yang dipicu oleh biomarker yang disebut C-reactive protein (CRP).

Meningkatnya kadar CRP dalam tubuh wanita menjelang menstruasi (haid) menjadi tersangka utama peradangan yang kemudian menimbulkan rasa nyeri.

Penelitian ini terangkum dalam The Journal of Women’s Health, yang telah menyurvei 3.302 wanita untuk menemukan keterkaitan tingkat CRP dengan gejala PMS. Dalam penelitian sebelumnya, CRP dikaitkan dengan serangan jantung.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor yang terkait dengan setiap gejala pra menstruasi syndrome (PMS) sangat kompleks, yaitu potensi mekanisme yang berbeda untuk etiologi (penyebab) dengan beberapa gejala. Hasil ini menunjukkan bahwa peradangan mungkin menyebabkan terjadinya gerakan-gerakan mekanis di sebagian PMS. Meski demikian, hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.

Namun, setidaknya penelitian ini dapat menjadi rekomendasi kepada perempuan untuk menghindari nyeri saat haid. Sehingga membantu pencegahan misalnya dengan obat antiradang (antiinflamasi).

Editor Journal, Dr Susan Kornstein mengatakan: "Mayoritas wanita mengalami setidaknya beberapa gejala pramenstruasi ini. Dengan mengetahui penyebab peradangan inflamasi yang mendasari terjadinya PMS, membuka pintu pengobatan dan pencegahan tambahan pilihan dan menciptakan peluang baru bagi intervensi risiko jangka panjang."

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.