Sukses

Obat Baru Kanker Payudara Bikin Penderita Tak Perlu Operasi

Seseorang wanita yang berisiko terkena kanker payudara, dan ovarium tak perlu lagi menjalani operasi untuk mengobati sakitnya.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru menunjukkan wanita yang memiliki gen BRCA1 yang rusak berisiko meningkatkan kanker payudara, dan ovarium hingga 87 persen. Seperti yang dialami Angelina Jolie yang sudah melakukan mastektomi ganda pada 2013 lalu. Setelah itu, ovariumnya pun diangkat karena kanker sudah menyerang.

Prosedur drastis seperti itu mungkin tidak diperlukan lagi. Karena sudah ada obat untuk mencegah tumor yang dapat membentuk jaringan di payudara, peneliti mengklaim.

Peneliti Australia yang melakukan tes laboratorium mengatakan obat osteoporosis denosumab, yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit tulang, juga efektif melawan kanker payudara. Sehingga wanita tidak harus melalui operasi yang menyakitkan untuk mencegah kanker.

Obat tersebut sudah diuji pada manusia, sehingga waktunya tak lama sebelum obat itu diproduksi lagi. Dibandingkan dengan obat lain yang masih harus menjalani uji keamanan klinis yang panjang, dikutip laman Dailymail, Selasa (21/6/2016).

Para peneliti di Institut Walter dan Eliza Hall di Melbourne mengatakan denosumab dicoba dengan menggunakan sel pra-kanker di jaringan payudara. Hasilnya, tumor yang terbentuk tak berkembang. Mereka mengatakan bahwa dalam studi klinis, obat bisa memberikan alternatif non-bedah untuk menghentikan kanker payudara pada yang berisiko tinggi.

Peneliti Linda Nolan, The University of Melbourne mengatakan mereka telah mengidentifikasi sel-sel payudara yang berpotensi tinggi menjadi kanker jika obat dihentikan.

"Sel-sel ini berkembang biak dengan cepat, dan rentan terhadap rusaknya DNA. Kami antusias sekali dengan penemuan bahwa sel-sel pra-kanker dapat diidentifikasi oleh protein penanda yang disebut RANK," ujarnya.

Profesor Lindeman, yang juga seorang ahli onkologi medis di Rumah Sakit The Royal Melbourne menambahkan, "Kami pikir strategi ini dapat menunda atau mencegah kanker payudara pada wanita dengan mutasi gen BRCA1 yang diwariskan. Sebuah uji klinis mulai dilakukan lebih lanjut. Penemuan ini sangat penting bagi wanita yang memiliki gen BRCA1 yang rusak."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini