Sukses

Ajak Omong Anak Sejak dalam Kandungan

Orang tua perlu mengajak ngomong atau ngobrol dengan anak sejak masih berada dalam kandungan.

Liputan6.com, Jakarta Pakar tumbuh kembang anak dr Fitri Hartanto, Sp.A(K) mengatakan pentingnya orang tua mengajak ngomong atau ngobrol dengan anak sejak masih berada dalam kandungan (masa kehamilan).

"Mengajak anak ngomong ini merupakan salah satu stimulasi. Meski masih di dalam kandungan, berikan rangsangan agar organ dan hormon anak bekerja," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkannya di sela acara "parenting class" bertajuk "Bagaimana Memanfaatkan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Supaya Optimal" yang diselenggarakan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kusuma Pradja Semarang.

"Parenting class" merupakan agenda bulanan RSIA Kusuma Pradja Semarang yang dikemas dengan tema berbeda untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, dengan mengundang pakar di bidangnya.

 

Fitri mengatakan stimulasi yang diberikan orang tua, baik ayah maupun ibunya dengan mengajak ngobrol anaknya yang masih berada dalam kandungan membuat sirkuit di jaringan otaknya berfungsi baik.

"Setelah lahir, segera ajari ngomong. Anak bisa terstimulasi pendengarannya, dan ketika sudah proses belajar ngomong harus diajak berinteraksi. Jangan didiamkan saja," katanya.

Ia menjelaskan fase tumbuh dan kembang anak harus sesuai, termasuk ketika sebatas suka menyemburkan mulutnya maupun mulai belajar ngomong meski hanya satu suku kata yang diulang-ulang.

"Orang tua harus paham tumbuh kembang anak. Delapan bulan belum bisa bilang, misalnya 'ma, ma, ma', berarti ada keterlambatan. Tiga bulan belum bisa diajak interaksi, terlambat juga," katanya.

Kalau orang tua memang menemukan keterlambatan dalam tumbuh kembang anaknya, termasuk terlambat bicara, lanjut dia, harus segera dikonsultasikan ke ahlinya agar bisa diketahui penyebabnya.

Namun, Fitri mengingatkan anak belajar dari kebiasaan, termasuk bicara sehingga orang tua harus melihat dari faktor lingkungannya terlebih dulu, sebelum memeriksakan anatomis fungsional anak.

"Jika anak tidak dibiasakan belajar bicara, semua keinginannya tanpa bicara sudah diberikan, seperti meminta susu tinggal menunjuk saja maka anak tidak akan belajar bicara," katanya.

Sebagian besar anak yang terlambat ngomong, kata Fitri, disebabkan masalah lingkungan, seperti lingkungan keluarga yang tidak membiasakan anak untuk belajar bicara, bukan faktor dari anak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.