Minum Sesudah Olahraga pun Harus Sesuai Tujuannya

Liputan6.com, Jakarta Memilih jenis minuman yang cocok diminum sesudah olahraga tidak boleh asal. Kapan atlet hanya boleh minum air putih saja sesudah olahraga, dan apa atlet boleh minum cairan isotonik atau bahkan susu tinggi protein.

"Kalau kita mau minum, lihatlah tujuannya," kata Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr Grace Tumbelaka, SpKO di diskusi bersama Forum NGOBRAS ditulis Jumat (1/4/2016)

Grace menjelaskan, kalau tujuan atlet minum untuk mengganti cairan yang hilang (rehidrasi) tentu pilihan yang tepat bukan susu, bukan juga cairan hipertonik. "Rehidrasi pilihannya dua, air biasa dan isotonik. Itu pun ada waktunya, kapan harus minum air biasa dan kapan harus isotonik," ujar Grace. 

Bagi atlet yang melakukan aktivitas fisik di bawah satu jam dengan intensitas sedang, jelas Grace, tidak masalah jika hanya diberi air putih saja. Tapi pada atlet yang bergerak aktif selama satu jam atau kurang satu jam tapi dengan intensitas yang tinggi, air putih saja tidak cukup, tubuh memerlukan cairan isotonik.

Sedangkan hipertonik, cairan yang mengandung konsentrasi substansi dan kandungan karbohidrat cukup tinggi, tidak tepat di tubuh atlet yang tujuannya minum untuk rehidrasi. "Konsentrasi gula di minuman ini sangat tinggi, sehingga susah serat. Jadi tubuh akan terasa tidak enak. Hipertonik seharusnya diminum atlet yang berolahraga sangat berat sekali," kata Grace. Itu pun masih dilihat dulu apakah benar si atlet membutuhkan cairan itu. Atau bahkan tidak perlu sama sekali.

Cairan hipertonik yang paling banyak dijual di sini berupa minuman energi (energy drink). Sementara itu isi dari minuman energi ini sangat banyak sekali. Terkadang kandungan di minuman itu terlalu cocok untuk menggantikan energi sesudah berolahraga.