Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Adakah Cara yang Aman Bercinta Saat Menstruasi?

Paramedis telah memperhitungkan beberapa risiko bercinta saat wanita menstruasi.

Liputan6.com, Jakarta Paramedis telah memperhitungkan beberapa risiko bercinta saat wanita menstruasi. Seperti misalnya HIV dan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Namun ada bahasan menarik yang menyebut cara bercinta yang aman saat menstruasi.

Seperti dibahas dalam buku SheKnows Presents: The Best Sex of Your Life, yang menuliskan mengenai oral seks yang dapat dilakukan walaupun wanita dalam masa haid.

Namun, penting untuk diingat, pilihan untuk berhubungan seks selama haid juga memengaruhi perubahan suasana hati atau kram perut. Jadi mungkin ini merupakan alasan lain mengapa pasangan menghindari seks selama periode menstruasi Anda. 

Di sisi lain, sebuah survei yang dilakukan MensHealth.com menemukan, 54 persen pria akan tetap melakukan hubungan intim meski wanita sedang menstruasi.

Penulis The Hormone Cure, Sara Gottfried, MD, mengatakan, hormon saat wanita menstruasi meningkat sehingga sebenarnya mudah membuat wanita menjadi "panas". Namun kembali, apakah Anda dapat mengelola sakit perut, kram, sakit kepala dan diare saat menstruasi?

Seksolog Amy Levine sekaligus pendiri IgniteYourPleasure.com menerangkan, darah dapat berfungsi sebagai pelumas alami. Plus, orgasme adalah cara yang bagus untuk meringankan kram menstruasi. Tapi untuk mencegah penyakit dan risiko kotor, ada beberapa tips yang bisa diterapkan, seperti dari dikutip Womenshealth, Senin (28/3/2016):

1. Sebelum berhubungan seks, sebar handuk berwarna gelap di tempat tidur.

2. Gunakan kondom lateks untuk mencegah percikan darah saat bercinta

3. Dekatkan kain basah atau handuk

4. Cobalah posisi yang berbeda seperti berbaring telentang atau samping untuk mengurangi percikan darah.

Kendati demikian, Gottfried memperingatkan, Anda masih bisa hamil ketika bercinta saat menstruasi. Hal ini karena beberapa wanita telat berovulasi atau dalam waktu lima hari perdarahan, fenomena yang disebut "breakthrough bleeding". Selain itu, kedua pasangan dapat mengirim dan menerima penyakit termasuk HIV dan hepatitis. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini